Mimpi, ya satu kata yang mempunyai banyak arti.
Jangan takut untuk bermimpi.
Bermimpilah di luar batas imajinasimu,
Kejarlah mimpi sampai ke ujung dunia
dan berjuanglah untuk menggapai mimpi.
Suatu mimpi yang bermula dari
celotehan anak kecil, ketika anak kecil tersebut mulai menyukai bola. Berawal
dari ikut-ikutan nonton bola saat Piala Dunia 2002 Korea Selatan-Jepang.
Ternyata dia menyukai bola, sampai-sampai nilai UN SD-nya pun jeblok. Bahkan
sempat dimarahi oleh kedua orang tuanya. Namun dia tidak menyerah begitu saja,
ada kesempatan memperbaiki nilai dan bisa lolos masuk SMP favorit di kota
tempat tinggalnya. Berhasil masuk SMP, dia masih tetap menyukai bola. Setiap
malam di saat ada pertandingan bola, dia rela bangun untuk ikut menyemangati tim
kesayangannya bermain. Liga Champion 2003 pun menjadi titik awal dari mimpinya
saat itu. Sebut saja dia R dalam percakapan berikut dengan ibunya.
R : “Mah, AC Milan menang Liga
Champion!!!”
Ibu : “Oyaa? Selamat yaa.”
R : “Aaa Alhamdulillah,
senangnyaaa.”
Ibu : “Ya udah sekarang belajar
yang tekun buat ulangan umum, biar nilanya baik.”
R : “Beres. Mah, aku punya
keinginan suatu saat nanti aku akan keliling dunia dan mendatangi semua stadion
di dunia, terutama klub-klub bola kesayanganku.”
Ibu : “Aamiin, mamah doakan ya
nak. Semoga mimpimu keliling dunia bisa tercapai.”
Percakapan itu mungkin hanyalah
ucapan seorang anak perempuan berumur 13 tahun yang belum tahu mengenai
peliknya kehidupan, susahnya mencari uang, dan entah bagaimana caranya bisa
pergi keliling dunia dan tur stadion klub sepak bola elit di Eropa.
Setiap weekend, dia selalu mencari jadwal pertandingan bola, dan
harap-harap cemas akan hasil pertandingan klub-klub kesayangannya. Ya, dia
mengidolakan banyak klub di Eropa. Di setiap negara, dia mempunyai jagoannya
sendiri. Italia ada AC Milan. Spanyol ada FC Barcelona dan Real Madrid. Inggris
ada Liverpool dan Arsenal. Dan alasannya se-simple
pemikiran anak 13 tahun, yaitu biar adil di tiap negara ada yang dia dukung serta
ada pemain kesayangannya yang super ganteng di lima klub tersebut.
Selama 6 tahun, dia tetap setia
bersama TV. Ikut tersenyum di saat klub-klub kesayangannya menang dan menjadi
juara di setiap liga masing-masing negara. Dan sedih ketika para pemain larut
dalam tekanan ketertinggalan gol dari lawannya. Bola itu bundar, hidup juga
terus berputar. Piala Dunia 2006 dan Piala Eropa 2004 dan 2008 juga
dilaksanakan. Senyum mengembang di wajah gadis itu, ya dia sudah manjadi gadis
yang bercita-cita menjadi dokter, ketika Spanyol berhasil menjadi juara Piala
Eropa 2008.
Sekarang gadis itu berhasil
menjadi salah satu mahasiswa kedokteran di perguruan tinggi negeri di
Yogyakarta. Dari lubuk hatinya yang terdalam, dia merasa sedih karena waktu
yang ada untuk nonton bola saat dini hari tentu akan berkurang. Sejak kuliah
dia jadi jarang nonton pertandingan bola klub kesayangannya secara live, bahkan untuk Piala Dunia dan Piala
Eropa pun hanya beberapa match
tertentu yang dapat dia saksikan secara langsung bersama teman-temannya.
Bahkan, suatu ketika dia sempat terngiang atas mimpinya dulu, ingin jalan-jalan
keliling dunia dan mengunjungi stadion-stadion di Eropa.
R : “Apa masih bisa kesampaian
yaa mimpiku saat itu? Keliling dunia. Sementara aku harus menjalani padatnya
kuliah beserta tugasnya. Nggak enak juga kalau harus minta banyak ke orang tua,
sementara aku sudah besar gini. Apa enaknya aku jadi spesialis Orthopedi terus
kerja di klub bola? Hmm.”
Dia memiliki mimpi yang lain, menjadi
dokter orthopedi agar bisa menjadi bagian dari tim dokter sepak bola. Mimpi
yang lebih memungkinkan untuk dijalani dari sekedar jalan-jalan keliling dunia.
Selalu ada jalan ketika berusaha
dan memiliki keinginan kuat. Tuhan menjawab pertanyaan akan mimpinya. Bukan
untuk sekedar jalan-jalan, tapi memiliki tujuan untuk mempresentasikan hasil
penelitiannya di Groningen Belanda, dia mengawali perjalanan mimpinya. Dengan
biaya perjalanan ditanggung sepenuhnya melalui bantuan sponsor, dia pun
menginjakkan kaki di Eropa. Tentunya kesempatan ini dia gunakan sebaik-baiknya,
berkeliling Eropa, ya mimpinya terwujud!
Kemudian dengan tekad yang kuat
dia pergi menjelajahi Eropa seorang diri. Dia memberanikan diri untuk membuka
lembaran mimpinya, tujuan utamanya adalah Spanyol, Italia, Prancis, Belgia,
Swiss, dan Austria. Dia menyempatkan berkunjung ke Camp Nou di Barcelona, San
Siro di Milan, Stadion Olimpico Roma, dan Amsterdam Arena di Amsterdam. Tak
ketinggalan, icon bangunan Eropa yang
tiap orang memimpikan ingin datang ke sana, Menara Eiffel dan Disneyland Paris;
menara miring Pisa; Collosseum, Fontana Di Trevi, Pantheon di Roma; Atomium di
Belgia, serta pemandangan di Swiss dan Austria. Eropa pun berhasil dia
taklukkan dalam 3 minggu perjalanan.
Saat ini aku bersyukur tidak
menyia-nyiakan kesempatan yang datang. Aku? Ya, gadis itu adalah aku. Seorang
mahasiswi yang sukses melakukan langkah pertama dalam menggapai mimpinya
melalui cara yang sama sekali tidak diperkirakan. Perjalanan Eropa di tahun
2012 menjadi lembaran awal dari mimpiku yang setinggi langit. Dan dengan alasan
yang sama, yaitu mimpiku bisa keliling dunia untuk melihat keindahan ciptaan
Tuhan yang beraneka ragam, serta berkunjung ke semua stadion di dunia, mari
lanjutkan petualangan ke Inggris.
Inggris, suatu negara di Eropa
yang sayangnya tidak termasuk dalam Schengen. Siapa yang tidak mengenal
Inggris? Ketika poundsterling merupakan nilai tukar rupiah yang paling bikin
teriak as known as yang paling
tinggi. Di saat Big Ben yang super megah berdentang detik demi detik. Tempat
dimana pusatnya atraksi di tengah kota London, Trafalgar Square. Semegah apakah
istana yang merupakan tempat tinggal kerajaan, Buckingham Palace. Dan betapa
terkenalnya Liga Inggris, dengan ketatnya persaingan antara klub-klub papan
atas, sungguh sangat dinanti kesempatan untuk mengunjungi stadion bola klub
Liga Inggris, betapa beruntungnya jika diizinkan mencicipi indahnya negara Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar