What will we do in Seoul?
here we are, we will go to Ski Resort, yeay!
Hmm berawal dari keinginan mau lihat salju, akhirnya aku kepo-in salah dua selebriti Indonesia yang baru liburan di Seoul dengan menggunakan jasa tour guide terkenal di sana, sebut saja G-C haha. If you know who I mean. Mereka liburan pas musim dingin dan ke tempat ski gitu, penasaran dengan namanya aku cari di tempat tour guide nya, dan pakai hangul cobak! Alhamdulillah bisa baca yeay, berbekal tulisan biasa ku googling lah, dan muncul Vivaldi Park. Mencari tahu lokasinya, cara ke sana, ada apa saja, dll via googling. Ketemulah suatu website yang memberikan transportasi gratis PP ke Vivaldi Park beserta paket ski tour nya (75000 won per orang). Setelah bertanya via email, ternyata untuk tanggal 5 Maret masih bisa ikut tur nya yang artinya masih ada salju! Aku pun langsung mendaftar untuk booking 2 tempat di free shuttle bus nya. Langsung dapet email balasan, yang harus diprint dan disertakan fotokopian paspor ketika mau naik bus.
Singkat kata, kami sudah siap untuk memulai petualangan hari kedua. Semua peralatan tempur sudah disiapkan, tak lupa membawa payung. Kami harus melalui perjalanan dari stasiun metro Jonggak (line 1) menuju stasiun metro Hongik Univ (line 2), sekitar 20 menit. Karena kami janjian dengan bus nya di stasiun Hongdae (line 2) exit 8. Well, memang dasar orang Indonesia, kami berangkat telat, dimana kami harus lari-lari ketika keluar stasiun Hongdae exit 8, untungnya pemberhentian bus nya hanya lurus saja haha, heboh pagi-pagi sudah olahraga, tapi yang okenya nggak keringetan sama sekali. Sukses lah kami mengejar bus pukul 7.30 di stasiun Hongik Univ (line 2).
Pada awal perjalanan, kami ditawari untuk mengikuti paket tur untuk ski selama seharian, seharga 75000 won per orang, tapi ini tidak diwajibkan, jadi terserah kepada orangnya mau atau nggak. Kami pun nggak mengambil paket ini, selain mahal juga karena kami belum pernah sama sekali bermain ski. Sementara paket ini tidak menawarkan paket belajar, jadi kami takut jika ujung-ujungnya kami nggak bisa main malah jadi mubazir uang 150000 won melayang. Di samping itu, kak Elok (PD 2007 UGM) pernah mewanti-wanti kami untuk berhati-hati ketika main ski sampai diminta untuk cari asuransi haha, serem bener ya jadinya. Alhasil kami berencana melihat kondisi di sana terlebih dahulu, jika memungkinkan kami akan menyewa alat ski dan pakaiannya.
Awalnya kami merencanakan perjalanan ini seharian, karena free shuttle bus ini akan kembali dari Vivaldi Park jam 18.30, dengan perjalanan 2 jam. Ternyata di dalam bus, ada keluarga Thailand yang ingin pergi sebelum jam 18.30, sekitar jam 13an, dan dia bertanya pada mbak-mbak di dalam bus, yang dijawab oleh dia bahwa ada bus lain yang ke arah Seoul jam 13.30, nanti tinggal ikut dia, terus bakal didaftarin terlebih dahulu. Yeay Alhamdulillah, jadi bisa ke tempat lain lagi hari ini.
Perjalanan di dalam bus selama 2 jam, bus nya hangat euy, pake heater jadi kami nggak kedinginan dan melepas semua jaket tebal kami. Aku pun tertidur pulas selama perjalanan, terkadang bangun karena mamah membangunkanku untuk melihat pemandangan yang luar biasa indah, dan sesuai dugaan Vivaldi Park ini ada di pegunungan, karena bus kami nanjak terus sepanjang jalan.
Yeay, akhirnya sampai juga bus ini di tujuan, Vivaldi Park. Selain tempat ski, ada hotel juga di depannya, bagus dan besar banget. Ada 2 orang dari bus kami yang membawa koper dan ternyata berencana menginap di hotel tersebut, wow! Niat banget ya mereka ampe nginep segala haha.
Brrrr dinginnya super banget lah ini! Ya iyalah namanya juga tempat ski gitu. Pertama-tama kami mengikuti guide untuk mencari bus pulang ke Seoul, kami pun setuju untuk pulang ke stasiun metro Sinchon (line 2), well kami disuruh kumpul di kantor jam 12.45. Kemudian kami dipersilakan untuk menikmati Vivaldi Park. Well kami pun sempet bingung harus ke arah mana, dan di tengah jalan kami bersama keluarga Thailand itu mengobrol, dan mereka mengatakan akan main Slope saja dan pergi ke puncak untuk menikmati suasana dan berfoto. Kami pun setuju untuk jalan bersama keluarga Thailand tersebut, mereka pasangan suami istri bersama 1 orang anak lelakinya. Kami pun pergi ke loket untuk membeli tiket pergi ke puncak dengan kereta gantung. Namun petugas loket tidak bisa bahasa Inggris! Mereka kurang mengerti apa yang kami inginkan, kami diminta ke informasi, dan informasinya pun tutup. Akhirnya kami mengambil brosur di informasi dan menanyakan pada orang yang menyewakan sepatu ski. Kami diminta kembali ke loket untuk membeli tiket kereta gantung. Akhirnya kami ke loket dengan membawa brosur dan menunjukkan pada petugas, Alhamdulillah mereka mengerti dan memberikan kami tiket kereta gantung seharga 8000 won per orang. Kami mendapat diskon karena keluarga Thailand tersebut memperlihatkan voucher, yeay Alhamdulillah.
Kami pun segera ke kereta gantung, namun mamah ingin beli penutup kepala karena takut kedinginan di puncak, akhirnya kami turun dulu untuk membeli kupluk di toko souvenir seharga 60000 won untuk 2 penutup kepala. Gilak mahalnya, meres ini mah! Yaudahlah buat oleh-oleh sekalian bisa dipakai kalau pergi ke tempat lain hehe. Kami pun segera ke kereta gantung untuk menuju puncak. Yeay, senangnya sampai di puncak, bagus banget dan Subhanallah bisa lihat keindahan alam yang lain. Thanks God. Sesi foto-foto pun dimulai hehe.
say hi from cable car
another selca up up to the top
reach the top
model dadakan di puncak ski
groufie with Thai's family
another side on the top
Setelah kami puas selca dan groufie di puncak ski, kami pun turun ke bawah untuk melanjutkan petualangan di Vivaldi Park. Kami mampir untuk membeli makanan, dan kami memutuskan untuk berpisah karena takutnya mereka ingin duluan mengejar waktu. Sebelum berpisah, istrinya dari Thai's fams menghampiriku untuk memberi voucher diskon untuk masuk ke sloping area, baik banget deh mereka, anaknya juga lucu banget nget, pengen dicubit haha. Sementara aku dan mamah membeli burger di Bur**r K**g, seharga 8500 won, mereka lanjut ke sloping area. Kami pun membawa makanan sambil menuju tempat sloping area, sempat bingung dan tersesat, kami bertanya dengan orang sekitar dan sampai lah kami di tempat sloping area, dan ternyata berbarengan dengan keluarga Thailand tersebut. Kami pun membeli tiket terlebih dahulu seharga 9000 won per orang. Yeay, mari bermain.
sloping time with other children
Sloping time ada jam-jam nya sendiri, dibatasi oleh waktu dan harganya pun berbeda. Kami hanya bisa bermain sekitar 1 jam, karena jam 12.45 mesti berkumpul untuk mencari bus pulang ke Seoul. Kami pun sempat 5x bermain sloping, karena harus naik dahulu ke atas dengan berjalan kaki dan membawa alat seluncurnya, kemudian turun meluncur dari atas di salju hehe. Sekitar 12.30 kami bersiap-siap untuk ke kantor bus, lalu ditunjukkan bus nya ada di sekitar 'sana', kami pun ke arah 'sana', lalu mencari bus yang dimaksud ke arah stasiun metro Sinchon (line 2) dengan bertanya karena belum ada tulisan di bus nya. Ternyata belum ada supirnya, sehingga kami disuruh menunggu di depan bus-bus untuk menanti bus mana yang akan digunakan, sembari menunggu hujan pun mulai turun dengan deras. Tak lama kemudian, kami ditunjukkan bahwa bus tersebut ke arah Sinchon.
Yeay Alhamdulillah naik bus juga, ternyata bus yang kami pakai ini kebanyakan digunakan oleh penduduk asli Korea Selatan karena tidak dilengkapi dengan bahasa Inggris. Pasrah deh ini sih, kami sudah mengkonfirmasi ke supir bahwa bus ini memang menuju stasiun metro Sinchon (line 2), tinggal duduk dan menanti petunjuk supir bus. Sepanjang jalan menuju Seoul hujan deras, gelap, serta macet, kami pun tertidur lelap. Sekitar 2,5 jam perjalanan, sampailah kami di daerah Sinchon, dan aku pun bertanya arah untuk menuju stasiun metro Sinchon (line 2), kami disuruh ke arah kiri dari turunnya bus, lurus terus dan akan ketemu stasiun metro Sichon (line 2). Hawa saat itu sangat dingin, ditambah lagi hujan turun terus-menerus, super banget dinginnya. Kami pun berjalan berdua pakai payung pelan-pelan sambil was-was bener nggak ya jalannya. Kami tetap melanjutkan jalan sesuai petunjuk supir, yang akhirnya sampai di suatu perempatan besar, yang di pojokannya ada jalan menuju stasiun metro Sinchon (line 2).
Di seberang jalan, kami melihat ada Hyundai Dept Store. Akhirnya kami memutuskan untuk mampir sana dulu dikarenakan hujan yang deras dan kedinginan, serta bingung mau melanjutkan kemana. Hujan turun cukup deras sehingga sulit untuk bepergian ke outdoor dan foto-foto, jadi kami memutuskan untuk masuk ke dalam pusat perbelanjaan.
WOW, hahaha terkagum-kagum aku ketika akan memasuki Hyundai Dept. Store. Cuaca saat itu sedang hujan sehingga orang-orang menggunakan payung, dan setiap masuk ke suatu mall ternyata ada alat yang di dalamnya ada kantong plastik untuk memasukkan payung, sehingga payung itu langsung otomatis ada di dalam plastik untuk dibawa ke dalam mall. Jadi payung itu nggak berceceran air yang mengakibatkan mall jadi kotor, mantap! Berapa banyak plastik yang disiapkan untuk seperti ini di setiap mall. Aku jadi berpikir, bahwa sesungguhnya bukan Indonesia yang banyak menggunakan plastik, tapi Korea Selatan lebih boros plastik! Yang bikin takjub lagi adalah mall di Seoul itu kecil luasnya, tapi tinggi-tinggi. Jadi karena harga tanah mahal, mereka hanya memiliki lahan yang kecil untuk mendirikan mall, namun mall itu tetap besar dikarenakan ada banyak lantai, bahkan ada yg 13 lantai! Berakhir dengan muter-muter, lihat ini itu, tapi tetep nggak ada yang dibeli karena mahal-mahal. Serius deh, ini sih namanya ngerampok, sekaya apa ya orang-orang Korea Selatan ini?
Selepas menghangatkan badan di Hyundai Dept. Store, kami melanjutkan perjalanan ke Myeongdong, kami berencana untuk foto dengan Hanbok dan berkeliling Myeongdong shopping street, serta mengunjungi Mom House milik Kyuhyun SJ. Berangkat lah kami dari stasiun metro Sinchon (line 2) menuju Myeongdong (line 4) exit 6. Tujuan utama kami adalah M Plaza Myeongdong tempat Seoul Global Culture and Tourism Centre, dimana kami bisa berfoto dengan Hanbok. Dari Myeongdong exit 6, lurus saja hingga melihat Zara di sebelah kanan jalan. Masuklah ke pintu sebelum Zara tersebut, inilah M Plaza (nggak ada plang namanya), kemudian naiklah ke lantai 5. Kami sempat nyasar dan bingung karena nggak ada tulisannya padahal di peta sangatlah dekat dan mudah. Akhirnya kami bertanya ke tukang jualan di tengah jalan, dimana M Plaza sambil membeli 5 buah ebi furai seharga 5000 won. Hujan-hujan kelaparan lengkap banget, tapi Myeongdong tetap ramai oleh orang-orang! Kami sempat bertanya ke 2 orang dan akhirnya sampai ke tempat yang dituju, ternyata sebelum Zara. Padahal pas awal aku udah mengajak mamah ke Zara, tapi nggak mau hadeehh.
Naiklah kami ke lantai 5, eng ing eng sampai di sana kok sepi ya? Sudah bad feel nih, nggak mungkin sepi lah orang sampai booking segala katanya. Dan ternyata kalau sabtu tutup! Bukanya cuma Senin-Kamis jam 10-18. Oh my God! Nggak akan bisa deh aku foto pakai hanbok karena di Seoul cuma weekend doang, ya sudahlah nggak apa-apa, kecewa sih tapi ini tandanya akan ada kesempatan lain untuk kembali ke Seoul. Kami pun keluar dari M Plaza sembari melihat-lihat sekitar. Myeongdong shopping street ini lebih mengutamakan toko-toko dengan brand name, jadi sasarannya bukan berupa souvenir khas Seoul.
Setelah puas mengelilingi Myeongdong shopping street, kami bertolak ke Mom House, berlandaskan peta, aku pun mencari keberadaan Mom House. Mom House ini terletak di stasiun metro Myeongdong (line 4) exit 2. Dari M Plaza, kembali lah ke jalan raya tempat exit 6, kemudian belok kiri, lurus terus sampai terlihat belokan kanan ketiga. Belok ke kanan (seberang) deh, Mom House di sebelah kiri. Kami pun sampai di Mom House, karena Mom House ini seperti hotel, jadi kami nggak bisa masuk juga karena nggak enak numpang foto haha. Jadi kami foto dari seberang jalan yang terlihat logo Mom House nya.
berpose di sebrang jalan Mom House
Setelah dari Mom House, kami menuju Namdaemun Market, dari Myeongdong ke stasiun metro Hoehyeon (line 4) exit 5. Namdaemun juga sama seperti Myeongdong yang lebih ke toko-toko brand name, namun di beberapa tempat ada tempat souvenir, di sini kami membeli 3 kaos (10000 won), gelas seoul, pajangan piring seoul (15000 won), serta magnet seoul. Masih dengan kondisi Seoul yang hujan dan mulai gelap, kami kedinginan dan masih tetap melanjutkan perjalanan.
colongan foto di stasiun metro Hoehyeon
Next destination is Doota Mall, yaitu toko Arirang. Toko Arirang ini ada di lantai 6 Doota Mall, terkenal banget sebagai toko souvenir termurah di Seoul dan banyak pegawainya yang bisa bahasa Indonesia. Dari stasiun metro Hoehyeon (line 4) menuju stasiun metro Dongdaemun (line 1 atau 4) exit 8. Brrr dingin banget dengan hujan rintik-rintik begitu keluar exit 8, lurus saja menyebrang jalan, lalu terlihat deh Doota Mall di sebelah kanan. Seperti khasnya mall di Seoul, nggak terlalu luas tapi bertingkat-tingkat, ya seperti Doota Mall, minimal 6 lantai.
Sampai lah di Toko Arirang, tokonya standar lah luasnya, menjual beraneka ragam souvenir, semua ada di sini pokoknya dengan harga terjangkau! Kami pun kalap membeli berbagai macam oleh-oleh, lebih tepatnya berupa makanan, baik coklat (7000 won each), rumput laut (8000 won each), mochi coklat dan wijen, sampai teh ginseng, ditambah pajangan Seoul, alat pembuka amplop atau tusukan rambut (1500 won each), gantungan kunci (10000 won isi 5 buah), pembatas buku (1500 won each), dll. Borong terus sampai habis uangnya hehe, kalap banget wanita masalah belanja-belinji. Well uniknya adalah kantongnya pakai tas gitu, kayak buat baju-baju kotor jadi menarik deh, dan oleh-oleh kami full 1 tas haha.
Setelah puas berbelanja souvenir, kami pun pulang menuju hostel. Alhamdulillah hujan sudah berhenti, jadi tidak terlalu repot dan dingin. Kami pun pulang dari stasiun metro Dongdaemun (line 1) menuju stasiun metro Jonggak (line 1) exit 2. Sampai hostel dan langsung bersih-bersih, sholat, lalu blek sek zzzzz..
jepret dulu depan hotel JW Marriot
See you next day yaa...
Itinerary hari ke - 2 :
1. Vivaldi Park
2. Hyundai Dept. Store Sinchon
3. M Plaza
4. Myeongdong Shopping Street
5. Mom House
6. Namdaemun Market
7. Doota Mall