Kembali lagi bersama Ratna hahahaha.
Kali ini, belum melanjutkan cerita Jepang dikarenakan saat menulis blog ini, aku lagi jaga pagi di RS, dan tidak membawa itinerary Jepang. Jadilah nggak inget kemana saja dan bagaimana cara menuju tempat tersebut.
Nah, kali ini aku akan menuliskan pengalaman kedua berburu tiket di GATF Oktober 2016.
Dapat info sekitar 1-2 minggu sebelum hari H, dan saat melihat jadwal sedih karena pas lagi jaga. Mulai deh heboh cari tukeran jadwal demi mencari 3 helai tiket. Dan Alhamdulillah ada yang bisa diajakin tukeran walaupun mesti mengorbankan longshift hahaha, it's okay lah!
Kegalauan tidak dimulai dari tuker jaga, namun saat menentukan destinasi, mencari segepok uang serta teman berlibur. Ya, begitulah kehebohan berlibur ketika mendapat WA dari temen kerja, langsung deh mata jelalatan lihat tujuan yang oke dan belum pernah terjamah, daaannn jatuhlah pilihan pada kata London! Yippiii, UK is my next holiday! Well yah emang sih maksa banget ke UK, karena aku berpikir bahwa kalau sudah residen bakalan susah buat liburan sampai 5 tahun ke depan. Nah sebelum residen, aku memutuskan akan pergi ke UK. Walaupun tiket tidak semurah ke Jepang dan bisa dibilang 2x lipatnya sendiri, tapi ya kalau sudah cinta mau bagaimana lagi #tsah.
Sesuai flyer yang aku dapatkan, harga tiket PP gar**a ke London sekitar 8,5 juta. Harus berpikir keras memutar otak, bagaimana mendapatkan uang untuk bisa jalan-jalan ke UK. Nabung dan super hemat ini sih selama 3 bulan hahaha. Demi cinta kepada travelling pun ku jabanin deh. Masalah uang insyaAllah ter-cover, kemudian sasaran berikutnya adalah siapa yang akan menemani ku ke London? Kalau sudah bersuami sih tinggal geret suami saja ya #curcol, tapi berhubung masih single jadi mikir siapa nih yang akan ku gandeng ke London hahaha. Sebenarnya pilihan utama adalah Ratih, namun Ratih pingin banget Iph**e 7+ dan masih galau uang nya, serta izin dari orang tua.
Pas bicara mau minta izin ke papah, Ratih nggak diizinin untuk ikut karena dia habis dari Jepang dan Hongkong. Akhirnya Ratih mengalah, dan lebih memilih iph**e 7+, sementara aku sih diizinkan saja karena sudah mempunyai dana pribadi. Alhamdulillah di acc. Aaaakk tapi pergi sama siapa dong ke UK? Masa sendirian banget? Atau nggak usah pergi dulu ya? Tapi kapan lagi dapet tiket murah? Karena teman ku dapat tiket ke UK sekitar 9 juta pas promo ke London. Kan bikin super galau itu tiket 8,5 juta ke London di GATF!
Langsung deh teringat dulu sempat ngobrol-ngobrol dan kepikiran mau liburan bareng sama teman SMP ku, Melani! Cuusss deh WA dia, dan dia langsung welcome sama ajakan ku ke UK. Asiiiikk Alhamdulillah ada temen juga yang mau ke London! Senangnya hatiku, nggak jadi pelanga pelongo sendirian di UK hahaha. Excited deh kami berdua mikirin mau kemana-mana saja di UK. Memang liburan itu selalu memberikan secercah harapan serta keinginan untuk menggapai hal-hal baru yang belum pernah kita jelajah.
Sampailah di H-1 GATF, pas malam hari nya ngobrol cerita sama orang tua, tiba-tiba papah menanyakan tentang berapa lama dan budget di sana. Berbekal dari perjalanan ke Jepang, mungkin aku akan ke UK sekitar 8 hari, karena tentunya UK lebih luas dan banyak yang akan didatangi. "Sekitar 1* juta bisa nggak selama di sana?" tanya papah. Terus aku langsung jawab ya sekitaran segitu budget ku sih. Eh tiba-tiba papah malah nyuruh Ratih ikut ke UK, nah loh langsung bahagia deh hahahaha.
Awalnya masih galau karena masalah budget, karena aslinya sih bakal lebih besar dari yang dibilang papah. Tapi kapan lagi papah meng-acc dua anak gadisnya pergi ke UK. Apalagi dengan kondisi papah yang lagi sakit dan butuh perawatan, kami sempat berpikir untuk jangan pergi berdua agar ada yang bisa mengawasi kedua orang tua kami. Tapi akhirnya Ratih memutuskan untuk ikut juga ke UK, karena kalau nggak sekarang sama aku, dia bingung ke UK sama siapa hahaha. Nah permasalahan selanjutnya adalah waktu liburan ke London, awalnya aku sama Melani berencana pergi pas akhir Februari - awal Maret agar tidak terlalu dingin cuaca di sana. Permasalahan ada pada Ratih yang liburnya nggak setiap saat, alias menanti liburan semester, yang artinya adalah dia libur pertengahan Januari sampai awal Februari. Jadilah kami ke sana saat musim dingin, alias WINTER!!! Angan-angan untuk liburan saat musim dingin pun tercapai ketika ke UK kali ini (semoga visa granted, ya Allah aamiin). Sempat galau karena Melani punya sakit a**a yang suka kambuh di cuaca dingin, bingung kan jadinya. Tapi akhirnya kami pun memutuskan semoga itu adalah waktu yang terbaik dan semuanya lancar, aamiin.
Setelah mendapatkan perkiraan bulan, akhirnya kami sepakat untuk ke sana sekitar akhir Januari dan awal Februari, agar aku bisa request di beda bulan serta sudah mulai mendekati akhir winter.
Hari H pun datang, aku dan rombongan pergi ke GATF Oktober 2016. Loh kok rombongan? Yak, teman-teman ku pun ikut berburu tiket penerbangan ke luar negeri, ada kak A**ng dan A***a yang ikut menebeng di mobil ku dengan kak A***g sebagai supir serta Melani dan A* sebagai penunjuk arah hahaha. Kami pun janjian di RS U**i untuk berangkat bersama sekitar jam 7. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam dan macet di jalan tol pun tak terelakkan. Kami pun menghabiskan waktu dengan bertukar cerita satu sama lain.
Sampailah kami di JCC sekitar 9.20, cari parkir saja super dahsyatnya. Dapat parkiran agak di tengah dan cukup rindang, syukurlah. Perjalanan pun dilanjutkan dengan menuju tempat perhelatan akbar #tsah dari GATF. W.A.W banget melihat antrian tiketnyaaaaaaa yang panjangnya melingkar seperti ular! Ada antrian khusus cashback yang nggak paham lagi manusia nya ada dimana, dan ada antrian biasa yang pakai cash saja. Mau antri tiket saja mesti muter di luar karena di dalem penuh dengan lautan manusia yang antri untuk masuk ke dalam arena. Saat kami mau antri tiket, kami pun ditawari untuk buka cc B*I, berhubung aku dan kak A***g sudah punya, kami ditawari untuk naik kelas ke cc B*I platinum. Kami pun iya iya saja karena nggak terkena biaya bulanan selamanya, jadi kami bersedia untuk naik kelas serta mendapatkan tiket gratis khusus pemegang cc B*I.
Setelah mendapat tiket, aku dan kak A***g mengantri untuk masuk ke arena pameran, sementara A* dan Melani masuk antrian dari pembelian tiket normal. Jam 10 pun akhirnya tiba, orang-orang berbondong-bondong untuk masuk dan segera melakukan gencaran pertanyaan kepada para agen perjalanan. Di dalam pun kami bertemu dan segera pergi ke tempat yang dituju. Awalnya kami sempat bersamaan, lalu akhirnya kami memutuskan untuk menanyakan masing-masing kemudian saling bertanya ada dimana untuk janjian bertemu.
Seperti yang sudah pernah kulakukan, aku pergi ke satu agen kemudian menyatakan perkiraan bulan keberangkatan dan kisaran berapa hari di sana. Aku pun diberikan beberapa tanggal yang memang menyediaka harga promo, dan jatuhlah pilihan pada kisaran 12 hari atau 9 hari perjalanan. Sempat galau dan bingung mau memilih yang mana. UK memang tidak kecil, jadi membutuhkan waktu untuk berkeliling kota yang banyak. Namun bagaimana tentang jadwal jaga? Hebring juga kalau butuh tuker sebanyak itu sih. Siapa yang mau nggantiin?
Aku pun sempat bertanya ke Ratih, Melani, dan mamah mengenai tanggal mana yang harus ku pilih. Berbagai pertimbangan pun datang dan memberikan masukan, dengan berat hati akhirnya aku memilih hari yang sedikit yaitu total 9 hari, dengan 7 hari di UK dan 2 hari perjalanan PP. Yak, untuk permulaan tidak apa-apa, siapa tau bisa balik lagi di kemudian hari. Aamiin. Aku sudah sempat mem-booking tiket di beberapa travel agent dan sudah mengetahui harga promo di masing-masing agen.
Di beberapa tempat yang kutanyakan memang harga PP ke London kisaran 8,5 juta dan hanya berbeda beberapa puluh ribu rupiah yang tidak terlalu signifikan. Di tengah pencarian tiket, kak A***g memanggil kami dan memberitahukan bahwa harga di T****l**a jauh lebih murah dibanding saat pameran dengan pesawat yang sama yaitu Garuda, namun pembayaran menggunakan cc. Nah ribet kan ya jadinya, aku nggak mungkin bayar pakai cc yang limitnya seuprit hahahaha. Niatnya mau pinjam cc kak A***g tapi apa daya aku pun lupa tidak membawa paspor Ratih. Akhirnya aku memutuskan untuk beli di pameran saja walaupun dengan harga yang lebih mahal, karena biar ada seninya pergi ke pameran dan ada yang dibawa pulang hahaha #sokkaya #aamiin.
Jam pun menunjukkan pukul 13.00, dimana waktu terakhir untuk mendapatkan tiket promo pagi di hari Jumat. Setelah berputar-putar ke sana kemari serta menunggu kak A***g selesai sholat Jumat, akhirnya kami pun mendapatkan tiket sesuai keinginan masing-masing. A* pergi ke Korea Selatan untuk honeymoon -yang kedua- dengan suaminya dan siapa tau jadi babymoon saat pertengahan Januari. Melani mendapatkan tiket untuk pergi honeymoon bersama calon suaminya bulan Juli. Dan aku, Ratih, Melani juga mendapatkan tiket ke London untuk akhir Januari. Sementara kak A***g tidak jadi membeli tiket karena tidak ada tiket langsung yang menuju Finland.
Kemudian kami pun beranjak dari GATF dengan hati riang karena telah mendapatkan tiket yang diinginkan dan sesuai dengan kantong juga. Perut pun sudah memanggil-manggil untuk diisi, akhirnya kami memutuskan untuk mencari makan di mall, serta menemani kak A***g ke mothercare untuk membeli perbekalan anaknya, H**a. Perut senang, hati senang. Semua misi tercapai hari ini, Alhamdulillah, saatnya pulang ke Bogor.
Sampai di Bogor sekitar jam 7 malam, dan teman-teman di-drop di RS U**i. Kemudian aku dan Melani melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku segera menyampaikan kabar gembira kepada ke dan segera menyiapkan syarat-syarat untuk visa UK. Bismillah.
Rabu, 16 November 2016
Sabtu, 12 November 2016
Antara Cengkareng dan Haneda
26 Juli pun tiba, yang artinya hari keberangkatan menuju Jepang!!!
Excited banget tiap kali mau liburan keluar negeri.
Melihat tempat baru, mengunjungi keindahan alam semesta yang tiada bandingannya, menorehkan langkah jejak kaki di belahan bumi lain, memberikan memori indah yang ditangkap oleh mata dan dikenang serta diputar oleh otak, menikmati kesejukan dan hawa cuaca yang berbeda dari biasanya, dan masih banyak hal lain yang tidak bisa dibeli dengan hanya mendengarkan cerita orang lain. Karena pengalaman itu yang akan bercerita kelak pada orang lain.
Salah satu hal yang suka membuatku malas ketika akan bepergian adalah packing! Seandainya ada kantong doraemon akan sangat menyenangkan, nggak perlu repot bawa-bawa gembolan segede alaihum gambreng hahaha. Yak, Ratih sudah packing sejak 1 minggu sebelum keberangkatan, excited banget deh ya menuju Jepang. Beli ini itu, baju ini itu, matching-in sama kaos nya dan kerudung nya, cari sepatu yang enak buat jalan, beli sunblock, sabun cuci muka, dll yang bikin kantong langsung kering. Untung sama-sama cewek ya jadi nggak bangkrut 2x papah ku. Sementara aku packing cukup H-1 saja, berbekal liburan yang dulu-dulu, packing 1 minggu sebelumnya, yang ada bongkar muat lagi H-1, jadilah malas packing lama gitu. Apalagi aku juga membawa popmie untuk perbekalan sarapan selama 7 hari di sana untuk masing-masing orang, aqua 1,5 L 3 buah, dan aneka macam cemilan untuk perbekalan di jalan ketika lapar melanda 2 orang yang sedang berlibur. Semua itu baru ready H-1 haha, jadi tepat kan packing setelah semua terbeli dengan lengkap.
Urusan packing selesai, menuju ke hal lain, berkas-berkas di fotokopi dan disiapkan untuk dibawa, baik paspor maupun semua booking-an tiket, hotel, dan kereta. Idealnya sih tiap koper atau tas dilampirkan 1 berkas itu, namun karena kadang bikin malas menghambur-hamburkan kertas, jadilah cuma 2 koper saja yang dilampirkan berkas. Ini penting sih, jikalau andaikata berkas yang 1 hilang atau ketinggalan dimana, ya kan ada kopiannya, jadilah selamat kemana-mana.
Dicek ulang dan diyakinkan sudah semua masuk. Siap berangkat.
Diantar orang tua ke damri Bogor, karena saat itu pesawat malam sekali, jadi nggak diantar sampai ke bandara SoeTa, kasihan orang tua kalau harus nyetir malam-malam gitu. Jadi kami naik damri ke bandara, setelah pamitan langsung naik ke bus dan dimulailah perjalanan kami berdua.
Sampai di bandara, kami langsung check-in dahulu, kemudian karena masih lama jam boarding nya, kami keluar untuk beli ant**o dan makan di bandara. Ternyata Ratih suka mabuk kalau di perjalanan yang cukup lama, jadi untuk persiapan selama 7 hari, kami membeli obat di Indonesia. Perbekalan obat yang lain sudah disiapkan sejak packing, namun baru kali ini kami membeli ant**o untuk mabuk perjalanan hahaha. Makan di HokBen, fastfood favorit nya Ratih, padahal mau ke Jepang yang katanya adalah tempat asal makanan tersebut -yang pada kenyataannya aku nggak menemukan satu pun HokBen di Jepang hahahaha-.
Sempat mati gaya karena masih lama waktu boarding, akhirnya daripada bengong di luar lebih baik jalan-jalan di dalam airport saja. Kemudian kami masuk ke dalam, dan melanjutkan ke area imigrasi. Setelah lancar proses imigrasi, kami foto-foto dulu sebagai penanda pre-holiday, lalu duduk menunggu di ruang boarding tentunya sambil berfoto ria.
Sebelum kami naik pesawat, kami memberi info kepada orang tua, bahwa sebentar lagi akan naik pesawat dan akan mendarat di Haneda sekitar jam 8 pagi. Kami pun dipersilakan untuk masuk ke pesawat, dan ini pertama kalinya Ratih naik pesawat yang versi jumbo yaitu 2-4-2, wow besarnya pesawat ke luar negeri jarak jauh! Kami dapat di kursi yang berdua, dan otomatis Ratih yang duduk dekat jendela.
Waktu lepas landas pun tiba, kami bersiap untuk menikmati malam di pesawat. Sempat menyalakan monitor di depan kursi untuk menonton atau sekedar mendengarkan musik. Tapi kemudian sudah mulai menguap tanda bahwa rasa kantuk pun melanda. Makanan berhilir mudik diberikan kepada para penumpang, diberi snack malam, lalu ada snack pagi serta sarapan pun diberikan pilihan untuk tiap penumpang. Betapa bahagianya menggunakan pesawat Gar**a.
Nikmatilah waktumu ketika di dalam pesawat, karena inilah seninya liburan! Transportasi adalah penghubung untuk meraih mimpimu berlibur di suatu tempat, isn't it? Dan manjakanlah hidupmu dengan menggunakan transportasi yang nyaman serta aman untuk bepergian.
Setelah sekitar 7 jam perjalanan dalam pesawat, Alhamdulillah sampailah kami di Haneda! Tokyo Tokyo Tokyo, we are here!!! Nggak nyangka banget akhirnya bisa sampai di sini, bersama Ratih meraih mimpinya liburan di Jepang! Senangnya bisa diberi kesempatan untuk menemani dan membahagiakan Ratih untuk jalan-jalan di Jepang.
Perjalanan di Jepang akan segera berlanjut di halaman selanjutnyaaaa, akan penuh cerita yang tidak tergantikan oleh apa pun.
Excited banget tiap kali mau liburan keluar negeri.
Melihat tempat baru, mengunjungi keindahan alam semesta yang tiada bandingannya, menorehkan langkah jejak kaki di belahan bumi lain, memberikan memori indah yang ditangkap oleh mata dan dikenang serta diputar oleh otak, menikmati kesejukan dan hawa cuaca yang berbeda dari biasanya, dan masih banyak hal lain yang tidak bisa dibeli dengan hanya mendengarkan cerita orang lain. Karena pengalaman itu yang akan bercerita kelak pada orang lain.
Salah satu hal yang suka membuatku malas ketika akan bepergian adalah packing! Seandainya ada kantong doraemon akan sangat menyenangkan, nggak perlu repot bawa-bawa gembolan segede alaihum gambreng hahaha. Yak, Ratih sudah packing sejak 1 minggu sebelum keberangkatan, excited banget deh ya menuju Jepang. Beli ini itu, baju ini itu, matching-in sama kaos nya dan kerudung nya, cari sepatu yang enak buat jalan, beli sunblock, sabun cuci muka, dll yang bikin kantong langsung kering. Untung sama-sama cewek ya jadi nggak bangkrut 2x papah ku. Sementara aku packing cukup H-1 saja, berbekal liburan yang dulu-dulu, packing 1 minggu sebelumnya, yang ada bongkar muat lagi H-1, jadilah malas packing lama gitu. Apalagi aku juga membawa popmie untuk perbekalan sarapan selama 7 hari di sana untuk masing-masing orang, aqua 1,5 L 3 buah, dan aneka macam cemilan untuk perbekalan di jalan ketika lapar melanda 2 orang yang sedang berlibur. Semua itu baru ready H-1 haha, jadi tepat kan packing setelah semua terbeli dengan lengkap.
Urusan packing selesai, menuju ke hal lain, berkas-berkas di fotokopi dan disiapkan untuk dibawa, baik paspor maupun semua booking-an tiket, hotel, dan kereta. Idealnya sih tiap koper atau tas dilampirkan 1 berkas itu, namun karena kadang bikin malas menghambur-hamburkan kertas, jadilah cuma 2 koper saja yang dilampirkan berkas. Ini penting sih, jikalau andaikata berkas yang 1 hilang atau ketinggalan dimana, ya kan ada kopiannya, jadilah selamat kemana-mana.
Dicek ulang dan diyakinkan sudah semua masuk. Siap berangkat.
Diantar orang tua ke damri Bogor, karena saat itu pesawat malam sekali, jadi nggak diantar sampai ke bandara SoeTa, kasihan orang tua kalau harus nyetir malam-malam gitu. Jadi kami naik damri ke bandara, setelah pamitan langsung naik ke bus dan dimulailah perjalanan kami berdua.
Sampai di bandara, kami langsung check-in dahulu, kemudian karena masih lama jam boarding nya, kami keluar untuk beli ant**o dan makan di bandara. Ternyata Ratih suka mabuk kalau di perjalanan yang cukup lama, jadi untuk persiapan selama 7 hari, kami membeli obat di Indonesia. Perbekalan obat yang lain sudah disiapkan sejak packing, namun baru kali ini kami membeli ant**o untuk mabuk perjalanan hahaha. Makan di HokBen, fastfood favorit nya Ratih, padahal mau ke Jepang yang katanya adalah tempat asal makanan tersebut -yang pada kenyataannya aku nggak menemukan satu pun HokBen di Jepang hahahaha-.
Sempat mati gaya karena masih lama waktu boarding, akhirnya daripada bengong di luar lebih baik jalan-jalan di dalam airport saja. Kemudian kami masuk ke dalam, dan melanjutkan ke area imigrasi. Setelah lancar proses imigrasi, kami foto-foto dulu sebagai penanda pre-holiday, lalu duduk menunggu di ruang boarding tentunya sambil berfoto ria.
Sebelum kami naik pesawat, kami memberi info kepada orang tua, bahwa sebentar lagi akan naik pesawat dan akan mendarat di Haneda sekitar jam 8 pagi. Kami pun dipersilakan untuk masuk ke pesawat, dan ini pertama kalinya Ratih naik pesawat yang versi jumbo yaitu 2-4-2, wow besarnya pesawat ke luar negeri jarak jauh! Kami dapat di kursi yang berdua, dan otomatis Ratih yang duduk dekat jendela.
Waktu lepas landas pun tiba, kami bersiap untuk menikmati malam di pesawat. Sempat menyalakan monitor di depan kursi untuk menonton atau sekedar mendengarkan musik. Tapi kemudian sudah mulai menguap tanda bahwa rasa kantuk pun melanda. Makanan berhilir mudik diberikan kepada para penumpang, diberi snack malam, lalu ada snack pagi serta sarapan pun diberikan pilihan untuk tiap penumpang. Betapa bahagianya menggunakan pesawat Gar**a.
Nikmatilah waktumu ketika di dalam pesawat, karena inilah seninya liburan! Transportasi adalah penghubung untuk meraih mimpimu berlibur di suatu tempat, isn't it? Dan manjakanlah hidupmu dengan menggunakan transportasi yang nyaman serta aman untuk bepergian.
Setelah sekitar 7 jam perjalanan dalam pesawat, Alhamdulillah sampailah kami di Haneda! Tokyo Tokyo Tokyo, we are here!!! Nggak nyangka banget akhirnya bisa sampai di sini, bersama Ratih meraih mimpinya liburan di Jepang! Senangnya bisa diberi kesempatan untuk menemani dan membahagiakan Ratih untuk jalan-jalan di Jepang.
Perjalanan di Jepang akan segera berlanjut di halaman selanjutnyaaaa, akan penuh cerita yang tidak tergantikan oleh apa pun.
Jumat, 11 November 2016
JAPAN's VISA
Seperti yang sudah-sudah selalu saya lakukan setelah pembelian tiket adalah pengajuan VISA. Huh, nasib banget ya tinggal di In**n**ia, mau kemana-mana selalu butuh yang namanya visa. Padahal tetangga sebelah aja, si M***y**a nggak butuh visa, ya iyalah secara mereka negara pesemakmuran Inggris. Kzl deh!
Ya sudahah diterima dan disyukuri saja nikmat Allah SWT ini. Bismillah lancar pengajuan visa ke Jepang kali ini.
Apa saja syarat-syaratnya? Bisa ditemukan di sini, untuk yang pengajuan visa dengan alasan lain, bisa di cari sendiri ya di web tersebut yang InsyaAllah terpercaya karena punya kedubes Jepang. Sepertinya aku sudah mulai ngelantur ceritanya dikarenakan malam hari, makin nggak jelas kan nyeritain waktu hahahaha.
Next?
1. Paspor
Seperti layaknya pengajuan visa, paspor harus berlaku minimal 6 bulan sebelum keberangkatan. Jadi jika berangkat bulan Juli, maka masa berlaku paspor adalah sampai Januari tahun depannya. Kalau ternyata November sudah habis, maka segera perbaharui paspor Anda.
Paspor ku yang baru ini, sudah terisi dengan cap dari Malaysia dan Korea Selatan hasil berlabuh bulan Maret 2016 dengan mamah.
Cukup percaya diri bahwa visa kali ini lolos karena sudah pernah dapat visa Korea Selatan.
2. Formulir permohonan visa dan Pasfoto terbaru (ukuran 4,5 x 4,5 cm, diambil 6 bulan terakhir dan tanpa latar, bukan hasil editing, dan jelas/tidak buram)
Formulir di download lalu di print, kemudian di isi dengan jelas ya.
Untuk pasfoto, kami foto di studio foto lalu minta di print dengan ukuran tersebut, yang betapa anehnya ketika melihat foto kami tampak buntet karena berbentuk kotak! Aneh banget deh ukurannya visa Jepang, bikin minder hahaha.
3. Foto kopi KTP (Surat Keterangan Domisili)
Semua WNI pasti punya lah ya.
4. Fotokopi Kartu Mahasiswa atau Surat Keterangan Belajar (hanya bila masih mahasiswa)
Bagi Anda yang masih berstatus mahasiswa, silakan minta surat ini ke bagian kemahasiswaan ya. Tentunya dalam Bahasa Inggris isi suratnya, yang menerangkan bahwa Anda adalah mahasiswa perguruan tinggi tersebut dan akan kembali kuliah setelah kunjungan berakhir.
5. Bukti pemesanan tiket (dokumen yang dapat membuktikan tanggal masuk-keluar Jepang)
Silakan sertakan bukti booking tiket dari GATF hahaha, kegirangan bin seneng banget dapat tiket promo!
6. Jadwal Perjalanan alias Itinerary
Yang ini tergantung dari passion tiap orang ya mau kemananya, ini ada contoh itinerary punyaku yang ku ajukan untuk visa.
Sebenernya pada kenyataannya itinerary ini bisa berubah tergantung situasi dan kondisi. Tapi aku cukup puas dengan itinerary yang ku buat karena dalam 6 hari, kami bisa mengunjungi 3 kota dan lengkap mencakup semua landmark tiap kota. Salah satu hal yang paling aku nikmati dalam proses liburan adalah membuat itinerary, karena itinerary ini mencerminkan passion dan minat seseorang dalam berlibur, mau kemana, mau apa, belanja dimana, dll. Dan akan terasa sangat puas jika bisa membuat itinerary yang bisa diterima dan masuk akal untuk dijalankan yang tentunya disesuaikan dengan waktu.
Untuk kekurangannya, mungkin aku bukan orang yang suka kuliner, jadi ya makan di tempat seadanya dan senyampainya hahaha, untung nggak ada yang protes ya.
7. Fotokopi dokumen yang bisa menunjukkan hubungan dengan pemohon, seperti kartu keluarga, akta lahir, dlsb. (Bila pemohon lebih dari satu)
Sertakan lah semua dokumen yang bisa mempermudah kita untuk di approve visanya
Ya sudahah diterima dan disyukuri saja nikmat Allah SWT ini. Bismillah lancar pengajuan visa ke Jepang kali ini.
Apa saja syarat-syaratnya? Bisa ditemukan di sini, untuk yang pengajuan visa dengan alasan lain, bisa di cari sendiri ya di web tersebut yang InsyaAllah terpercaya karena punya kedubes Jepang. Sepertinya aku sudah mulai ngelantur ceritanya dikarenakan malam hari, makin nggak jelas kan nyeritain waktu hahahaha.
Next?
1. Paspor
Seperti layaknya pengajuan visa, paspor harus berlaku minimal 6 bulan sebelum keberangkatan. Jadi jika berangkat bulan Juli, maka masa berlaku paspor adalah sampai Januari tahun depannya. Kalau ternyata November sudah habis, maka segera perbaharui paspor Anda.
Paspor ku yang baru ini, sudah terisi dengan cap dari Malaysia dan Korea Selatan hasil berlabuh bulan Maret 2016 dengan mamah.
Cukup percaya diri bahwa visa kali ini lolos karena sudah pernah dapat visa Korea Selatan.
2. Formulir permohonan visa dan Pasfoto terbaru (ukuran 4,5 x 4,5 cm, diambil 6 bulan terakhir dan tanpa latar, bukan hasil editing, dan jelas/tidak buram)
Formulir di download lalu di print, kemudian di isi dengan jelas ya.
Untuk pasfoto, kami foto di studio foto lalu minta di print dengan ukuran tersebut, yang betapa anehnya ketika melihat foto kami tampak buntet karena berbentuk kotak! Aneh banget deh ukurannya visa Jepang, bikin minder hahaha.
3. Foto kopi KTP (Surat Keterangan Domisili)
Semua WNI pasti punya lah ya.
4. Fotokopi Kartu Mahasiswa atau Surat Keterangan Belajar (hanya bila masih mahasiswa)
Bagi Anda yang masih berstatus mahasiswa, silakan minta surat ini ke bagian kemahasiswaan ya. Tentunya dalam Bahasa Inggris isi suratnya, yang menerangkan bahwa Anda adalah mahasiswa perguruan tinggi tersebut dan akan kembali kuliah setelah kunjungan berakhir.
5. Bukti pemesanan tiket (dokumen yang dapat membuktikan tanggal masuk-keluar Jepang)
Silakan sertakan bukti booking tiket dari GATF hahaha, kegirangan bin seneng banget dapat tiket promo!
6. Jadwal Perjalanan alias Itinerary
Yang ini tergantung dari passion tiap orang ya mau kemananya, ini ada contoh itinerary punyaku yang ku ajukan untuk visa.
Sebenernya pada kenyataannya itinerary ini bisa berubah tergantung situasi dan kondisi. Tapi aku cukup puas dengan itinerary yang ku buat karena dalam 6 hari, kami bisa mengunjungi 3 kota dan lengkap mencakup semua landmark tiap kota. Salah satu hal yang paling aku nikmati dalam proses liburan adalah membuat itinerary, karena itinerary ini mencerminkan passion dan minat seseorang dalam berlibur, mau kemana, mau apa, belanja dimana, dll. Dan akan terasa sangat puas jika bisa membuat itinerary yang bisa diterima dan masuk akal untuk dijalankan yang tentunya disesuaikan dengan waktu.
Untuk kekurangannya, mungkin aku bukan orang yang suka kuliner, jadi ya makan di tempat seadanya dan senyampainya hahaha, untung nggak ada yang protes ya.
7. Fotokopi dokumen yang bisa menunjukkan hubungan dengan pemohon, seperti kartu keluarga, akta lahir, dlsb. (Bila pemohon lebih dari satu)
Sertakan lah semua dokumen yang bisa mempermudah kita untuk di approve visanya
8. Dokumen yang berkenaan dengan biaya perjalanan
Bila pihak Pemohon yang bertanggung jawab atas biaya
* Fotokopi bukti keuangan, seperti rekening Koran atau buku tabungan 3 bulan terakhir (bila penanggung jawab biaya bukan pemohon seperti ayah/ibu, maka harus melampirkan dokumen yang dapat membuktikan hubungan dengan penanggung jawab biaya).
* Fotokopi bukti keuangan, seperti rekening Koran atau buku tabungan 3 bulan terakhir (bila penanggung jawab biaya bukan pemohon seperti ayah/ibu, maka harus melampirkan dokumen yang dapat membuktikan hubungan dengan penanggung jawab biaya).
Di sini, aku membuat rekening koran 3 bulan terakhir dari bank man***i, tidak ada minimal berapa. Yang penting kisaran sekitar 1 juta/hari ditambah harga tiket PP harus ada di tabungan saat angka terakhir muncul di rekening koran. Selain itu sertakan surat rekomendasi bank juga untuk amannya, toh bisa sekalian diminta ketika ke customer service.
Di samping itu, aku juga menyertakan surat sponsor dari ayah, yang menyatakan bahwa aku dan Ratih akan kembali ke Indonesia setelah liburan berakhir, disertakan dengan slip gaji ayah untuk data tambahan.
Well berkas-berkas syarat visa Jepang menurutku tidak serepot visa Korea Selatan. Jadi masih aman saja dan dapat dipenuhi segera. 3 bulan sebelum keberangkatan, kami mengajukan visa di kedubes Jepang yang bertempat dekat dengan Plaza Indonesia Jakarta. Pengajuan visa Jepang dapat diwakilkan, jadi tidak perlu semua rombongan keluarga datang, cukup perwakilan saja tapi yang penting semua dokumen penunjang sudah lengkap dan tidak tercecer. Karena pihak kedubes meminta berkas diurutkan sesuai dengan nomor yang tertera di web.
Perjalanan dari Bogor cukup panjang. Aku ditemani oleh ibu ku ke kedubes Jepang di daerah Bundaran HI, turun di stasiun kota, lalu naik busway jurusan Blok M, turun di halte Sarinah. Cukup jauh sih jalannya, tapi memang masih belum bisa turun di halte Grand Indonesia karena masih perbaikan.
Sampai juga di kedubes Jepang. Masuk ke dalam, tiap orang diminta untuk meletakkan ktp kemudian diberi nomer untuk masuk ke dalam, yang nantinya untuk mengambil ktp lagi. Sampai di dalam, aku mengambil nomor antrian lagi untuk ke loket. Setelah menunggu beberapa menit, dipanggil lah nomor ku, kemudian menyerahkan berkas sambil menyatakan bahwa kami kakak beradik dan akan liburan bulan Juli. Aku pun membayar biaya paspor sebesar Rp 330.000,00 per orang. Lalu aku diberi tanda untuk mengambil paspor, dengan kisaran paspor selesai dalam 5 hari kerja.
Kami pun pulang setelah selesai urusan pegajuan visa. Untuk mengambilnya pun tidak perlu orangnya yang datang, bisa diwakilkan tanpa membawa surat kuasa, hanya perlu membawa tanda bukti pengambilan paspor.
Setelah beberapa hari yang dag dig dug der daia, tanpa ada info dari kedubes, ibu ku pun mengambil paspor pada tanggal yang telah ditentukan oleh kedubes ketika menyerahkan paspor. Dan Alhamdulillah paspor kami di approve, here we go, travelling to Japan in Summer!
GATF April 2016 to JAPAN
hi there,
lama banget ya nggak posting cerita di blog. well karena satu dan lain hal, terutama karena malas. hahahaha, memang harus langsung nulis ya biar nggak malas!
Bermula dari GATF April 2016, pertama kalinya aku berburu tiket di suatu travel fair, dan ini adalah Garuda Indonesia! Sudah pasti service memuaskan ditambah makanan yang datang terus-menerus, kelaparan karena sebelumnya pakai maskapai A** A**A yang nggak menggratiskan makanan buat penumpangnya. Jadilah aku dan Ratih meniatkan berburu tiket di hari Sabtu, 30 April 2016.
Perburuan nggak semudah itu saudara-saudara, berangkatlah kami dari Bogor menuju JCC Senayan, naik APTB Grogol. Sempet malas karena harus naik bus demi 2 lembar tiket, tapi demi liburan pun kuperjuangkan! Yeay sampai juga di JCC, turun dari APTB, tanya sana-sini buat arah pintu masuk, dan eng ing eng ramainya masih gilak buat antri tiket masuk. Astaghfirullah segininya ya mau beli tiket Garuda murah, ya sudah lah dijabanin deh. Niat hati mau ngejar happy hour jam 10-12 pun kandas, karena kami baru bisa masuk jam 12.30. Akhirnya kami muter-muter nanya tiap travel agent yang ada di sana, awalnya cari yang terkenal, eh tapi kok sama aja mahalnya ya, mana antrinya buat nanya aja penuh perjuangan jadi bikin senewen sendiri. Akhirnya kami memutuskan untuk nanya ke travel yang nggak ramai-ramai amat ahahaha, dan menanyakan kisaran harga buat tanggal promo.
Yak, dilematik GATF adalah tidak semua tanggal tersedia harga promo. Tapi berhubung Ratih memang libur lama 3 bulan, dan aku adalah karyawan yang masuk berdasarkan shift, jadilah fine-fine aja mau berangkat kapan pun. Nah yang jadi masalah adalah, nggak mungkin kan aku request libur selama 7 hari di 1 bulan, akhirnya diakalin deh perginya beda bulan, alias motong bulan, akhir bulan sampai awal bulan. Setelah dengan gamblangnya ngomong ke si mbak travel, tanggal bebas sekitar akhir juli-awal agustus, yang penting PROMO hahaha, dapatlah kisaran tanggal yang promo tersebut. Ada 2 pilihan tanggal 26 Juli - 2 Agustus dan 28 Juli - 4 Agustus, dengan harga 5 juta sebelum happy hour. Bingung kan sekarang pilih yang mana, dengan pertimbangan tidak mau menyimpan weekend di tengah liburan, akhirnya memutuskan lebih enak yang tanggal 26 Juli - 2 Agustus, dengan harga happy hour 4,5 juta PP di T* Travel.
Alhamdulillah, jadi juga liburan impian Ratih ke Jepang, mengunjungi doraemon sang maskot di dalam kamarnya hahaha. Hati pun riang gembira pulang ke rumah naik APTB karena sudah mengantongi 2 tiket PP CGK-Haneda. Pulang sampai rumah langsung disambut dengan berbagai pertanyaan dan penjelasan mengenai keadaan di JCC. Ramainya bikin ngelus dada, tapi kebahagian jalan-jalan tiada tara.
Next aku bahas buat pengajuan visa nya ya.
See you soon.
lama banget ya nggak posting cerita di blog. well karena satu dan lain hal, terutama karena malas. hahahaha, memang harus langsung nulis ya biar nggak malas!
Bermula dari GATF April 2016, pertama kalinya aku berburu tiket di suatu travel fair, dan ini adalah Garuda Indonesia! Sudah pasti service memuaskan ditambah makanan yang datang terus-menerus, kelaparan karena sebelumnya pakai maskapai A** A**A yang nggak menggratiskan makanan buat penumpangnya. Jadilah aku dan Ratih meniatkan berburu tiket di hari Sabtu, 30 April 2016.
Perburuan nggak semudah itu saudara-saudara, berangkatlah kami dari Bogor menuju JCC Senayan, naik APTB Grogol. Sempet malas karena harus naik bus demi 2 lembar tiket, tapi demi liburan pun kuperjuangkan! Yeay sampai juga di JCC, turun dari APTB, tanya sana-sini buat arah pintu masuk, dan eng ing eng ramainya masih gilak buat antri tiket masuk. Astaghfirullah segininya ya mau beli tiket Garuda murah, ya sudah lah dijabanin deh. Niat hati mau ngejar happy hour jam 10-12 pun kandas, karena kami baru bisa masuk jam 12.30. Akhirnya kami muter-muter nanya tiap travel agent yang ada di sana, awalnya cari yang terkenal, eh tapi kok sama aja mahalnya ya, mana antrinya buat nanya aja penuh perjuangan jadi bikin senewen sendiri. Akhirnya kami memutuskan untuk nanya ke travel yang nggak ramai-ramai amat ahahaha, dan menanyakan kisaran harga buat tanggal promo.
Yak, dilematik GATF adalah tidak semua tanggal tersedia harga promo. Tapi berhubung Ratih memang libur lama 3 bulan, dan aku adalah karyawan yang masuk berdasarkan shift, jadilah fine-fine aja mau berangkat kapan pun. Nah yang jadi masalah adalah, nggak mungkin kan aku request libur selama 7 hari di 1 bulan, akhirnya diakalin deh perginya beda bulan, alias motong bulan, akhir bulan sampai awal bulan. Setelah dengan gamblangnya ngomong ke si mbak travel, tanggal bebas sekitar akhir juli-awal agustus, yang penting PROMO hahaha, dapatlah kisaran tanggal yang promo tersebut. Ada 2 pilihan tanggal 26 Juli - 2 Agustus dan 28 Juli - 4 Agustus, dengan harga 5 juta sebelum happy hour. Bingung kan sekarang pilih yang mana, dengan pertimbangan tidak mau menyimpan weekend di tengah liburan, akhirnya memutuskan lebih enak yang tanggal 26 Juli - 2 Agustus, dengan harga happy hour 4,5 juta PP di T* Travel.
Alhamdulillah, jadi juga liburan impian Ratih ke Jepang, mengunjungi doraemon sang maskot di dalam kamarnya hahaha. Hati pun riang gembira pulang ke rumah naik APTB karena sudah mengantongi 2 tiket PP CGK-Haneda. Pulang sampai rumah langsung disambut dengan berbagai pertanyaan dan penjelasan mengenai keadaan di JCC. Ramainya bikin ngelus dada, tapi kebahagian jalan-jalan tiada tara.
Next aku bahas buat pengajuan visa nya ya.
See you soon.
Selasa, 22 Maret 2016
SEOUL - HARI KEDUA
Too excited for starting the second day!
What will we do in Seoul?
here we are, we will go to Ski Resort, yeay!
Hmm berawal dari keinginan mau lihat salju, akhirnya aku kepo-in salah dua selebriti Indonesia yang baru liburan di Seoul dengan menggunakan jasa tour guide terkenal di sana, sebut saja G-C haha. If you know who I mean. Mereka liburan pas musim dingin dan ke tempat ski gitu, penasaran dengan namanya aku cari di tempat tour guide nya, dan pakai hangul cobak! Alhamdulillah bisa baca yeay, berbekal tulisan biasa ku googling lah, dan muncul Vivaldi Park. Mencari tahu lokasinya, cara ke sana, ada apa saja, dll via googling. Ketemulah suatu website yang memberikan transportasi gratis PP ke Vivaldi Park beserta paket ski tour nya (75000 won per orang). Setelah bertanya via email, ternyata untuk tanggal 5 Maret masih bisa ikut tur nya yang artinya masih ada salju! Aku pun langsung mendaftar untuk booking 2 tempat di free shuttle bus nya. Langsung dapet email balasan, yang harus diprint dan disertakan fotokopian paspor ketika mau naik bus.
Singkat kata, kami sudah siap untuk memulai petualangan hari kedua. Semua peralatan tempur sudah disiapkan, tak lupa membawa payung. Kami harus melalui perjalanan dari stasiun metro Jonggak (line 1) menuju stasiun metro Hongik Univ (line 2), sekitar 20 menit. Karena kami janjian dengan bus nya di stasiun Hongdae (line 2) exit 8. Well, memang dasar orang Indonesia, kami berangkat telat, dimana kami harus lari-lari ketika keluar stasiun Hongdae exit 8, untungnya pemberhentian bus nya hanya lurus saja haha, heboh pagi-pagi sudah olahraga, tapi yang okenya nggak keringetan sama sekali. Sukses lah kami mengejar bus pukul 7.30 di stasiun Hongik Univ (line 2).
Pada awal perjalanan, kami ditawari untuk mengikuti paket tur untuk ski selama seharian, seharga 75000 won per orang, tapi ini tidak diwajibkan, jadi terserah kepada orangnya mau atau nggak. Kami pun nggak mengambil paket ini, selain mahal juga karena kami belum pernah sama sekali bermain ski. Sementara paket ini tidak menawarkan paket belajar, jadi kami takut jika ujung-ujungnya kami nggak bisa main malah jadi mubazir uang 150000 won melayang. Di samping itu, kak Elok (PD 2007 UGM) pernah mewanti-wanti kami untuk berhati-hati ketika main ski sampai diminta untuk cari asuransi haha, serem bener ya jadinya. Alhasil kami berencana melihat kondisi di sana terlebih dahulu, jika memungkinkan kami akan menyewa alat ski dan pakaiannya.
Awalnya kami merencanakan perjalanan ini seharian, karena free shuttle bus ini akan kembali dari Vivaldi Park jam 18.30, dengan perjalanan 2 jam. Ternyata di dalam bus, ada keluarga Thailand yang ingin pergi sebelum jam 18.30, sekitar jam 13an, dan dia bertanya pada mbak-mbak di dalam bus, yang dijawab oleh dia bahwa ada bus lain yang ke arah Seoul jam 13.30, nanti tinggal ikut dia, terus bakal didaftarin terlebih dahulu. Yeay Alhamdulillah, jadi bisa ke tempat lain lagi hari ini.
Perjalanan di dalam bus selama 2 jam, bus nya hangat euy, pake heater jadi kami nggak kedinginan dan melepas semua jaket tebal kami. Aku pun tertidur pulas selama perjalanan, terkadang bangun karena mamah membangunkanku untuk melihat pemandangan yang luar biasa indah, dan sesuai dugaan Vivaldi Park ini ada di pegunungan, karena bus kami nanjak terus sepanjang jalan.
Yeay, akhirnya sampai juga bus ini di tujuan, Vivaldi Park. Selain tempat ski, ada hotel juga di depannya, bagus dan besar banget. Ada 2 orang dari bus kami yang membawa koper dan ternyata berencana menginap di hotel tersebut, wow! Niat banget ya mereka ampe nginep segala haha.
Brrrr dinginnya super banget lah ini! Ya iyalah namanya juga tempat ski gitu. Pertama-tama kami mengikuti guide untuk mencari bus pulang ke Seoul, kami pun setuju untuk pulang ke stasiun metro Sinchon (line 2), well kami disuruh kumpul di kantor jam 12.45. Kemudian kami dipersilakan untuk menikmati Vivaldi Park. Well kami pun sempet bingung harus ke arah mana, dan di tengah jalan kami bersama keluarga Thailand itu mengobrol, dan mereka mengatakan akan main Slope saja dan pergi ke puncak untuk menikmati suasana dan berfoto. Kami pun setuju untuk jalan bersama keluarga Thailand tersebut, mereka pasangan suami istri bersama 1 orang anak lelakinya. Kami pun pergi ke loket untuk membeli tiket pergi ke puncak dengan kereta gantung. Namun petugas loket tidak bisa bahasa Inggris! Mereka kurang mengerti apa yang kami inginkan, kami diminta ke informasi, dan informasinya pun tutup. Akhirnya kami mengambil brosur di informasi dan menanyakan pada orang yang menyewakan sepatu ski. Kami diminta kembali ke loket untuk membeli tiket kereta gantung. Akhirnya kami ke loket dengan membawa brosur dan menunjukkan pada petugas, Alhamdulillah mereka mengerti dan memberikan kami tiket kereta gantung seharga 8000 won per orang. Kami mendapat diskon karena keluarga Thailand tersebut memperlihatkan voucher, yeay Alhamdulillah.
Kami pun segera ke kereta gantung, namun mamah ingin beli penutup kepala karena takut kedinginan di puncak, akhirnya kami turun dulu untuk membeli kupluk di toko souvenir seharga 60000 won untuk 2 penutup kepala. Gilak mahalnya, meres ini mah! Yaudahlah buat oleh-oleh sekalian bisa dipakai kalau pergi ke tempat lain hehe. Kami pun segera ke kereta gantung untuk menuju puncak. Yeay, senangnya sampai di puncak, bagus banget dan Subhanallah bisa lihat keindahan alam yang lain. Thanks God. Sesi foto-foto pun dimulai hehe.
Setelah kami puas selca dan groufie di puncak ski, kami pun turun ke bawah untuk melanjutkan petualangan di Vivaldi Park. Kami mampir untuk membeli makanan, dan kami memutuskan untuk berpisah karena takutnya mereka ingin duluan mengejar waktu. Sebelum berpisah, istrinya dari Thai's fams menghampiriku untuk memberi voucher diskon untuk masuk ke sloping area, baik banget deh mereka, anaknya juga lucu banget nget, pengen dicubit haha. Sementara aku dan mamah membeli burger di Bur**r K**g, seharga 8500 won, mereka lanjut ke sloping area. Kami pun membawa makanan sambil menuju tempat sloping area, sempat bingung dan tersesat, kami bertanya dengan orang sekitar dan sampai lah kami di tempat sloping area, dan ternyata berbarengan dengan keluarga Thailand tersebut. Kami pun membeli tiket terlebih dahulu seharga 9000 won per orang. Yeay, mari bermain.
Sloping time ada jam-jam nya sendiri, dibatasi oleh waktu dan harganya pun berbeda. Kami hanya bisa bermain sekitar 1 jam, karena jam 12.45 mesti berkumpul untuk mencari bus pulang ke Seoul. Kami pun sempat 5x bermain sloping, karena harus naik dahulu ke atas dengan berjalan kaki dan membawa alat seluncurnya, kemudian turun meluncur dari atas di salju hehe. Sekitar 12.30 kami bersiap-siap untuk ke kantor bus, lalu ditunjukkan bus nya ada di sekitar 'sana', kami pun ke arah 'sana', lalu mencari bus yang dimaksud ke arah stasiun metro Sinchon (line 2) dengan bertanya karena belum ada tulisan di bus nya. Ternyata belum ada supirnya, sehingga kami disuruh menunggu di depan bus-bus untuk menanti bus mana yang akan digunakan, sembari menunggu hujan pun mulai turun dengan deras. Tak lama kemudian, kami ditunjukkan bahwa bus tersebut ke arah Sinchon.
Yeay Alhamdulillah naik bus juga, ternyata bus yang kami pakai ini kebanyakan digunakan oleh penduduk asli Korea Selatan karena tidak dilengkapi dengan bahasa Inggris. Pasrah deh ini sih, kami sudah mengkonfirmasi ke supir bahwa bus ini memang menuju stasiun metro Sinchon (line 2), tinggal duduk dan menanti petunjuk supir bus. Sepanjang jalan menuju Seoul hujan deras, gelap, serta macet, kami pun tertidur lelap. Sekitar 2,5 jam perjalanan, sampailah kami di daerah Sinchon, dan aku pun bertanya arah untuk menuju stasiun metro Sinchon (line 2), kami disuruh ke arah kiri dari turunnya bus, lurus terus dan akan ketemu stasiun metro Sichon (line 2). Hawa saat itu sangat dingin, ditambah lagi hujan turun terus-menerus, super banget dinginnya. Kami pun berjalan berdua pakai payung pelan-pelan sambil was-was bener nggak ya jalannya. Kami tetap melanjutkan jalan sesuai petunjuk supir, yang akhirnya sampai di suatu perempatan besar, yang di pojokannya ada jalan menuju stasiun metro Sinchon (line 2).
Di seberang jalan, kami melihat ada Hyundai Dept Store. Akhirnya kami memutuskan untuk mampir sana dulu dikarenakan hujan yang deras dan kedinginan, serta bingung mau melanjutkan kemana. Hujan turun cukup deras sehingga sulit untuk bepergian ke outdoor dan foto-foto, jadi kami memutuskan untuk masuk ke dalam pusat perbelanjaan.
WOW, hahaha terkagum-kagum aku ketika akan memasuki Hyundai Dept. Store. Cuaca saat itu sedang hujan sehingga orang-orang menggunakan payung, dan setiap masuk ke suatu mall ternyata ada alat yang di dalamnya ada kantong plastik untuk memasukkan payung, sehingga payung itu langsung otomatis ada di dalam plastik untuk dibawa ke dalam mall. Jadi payung itu nggak berceceran air yang mengakibatkan mall jadi kotor, mantap! Berapa banyak plastik yang disiapkan untuk seperti ini di setiap mall. Aku jadi berpikir, bahwa sesungguhnya bukan Indonesia yang banyak menggunakan plastik, tapi Korea Selatan lebih boros plastik! Yang bikin takjub lagi adalah mall di Seoul itu kecil luasnya, tapi tinggi-tinggi. Jadi karena harga tanah mahal, mereka hanya memiliki lahan yang kecil untuk mendirikan mall, namun mall itu tetap besar dikarenakan ada banyak lantai, bahkan ada yg 13 lantai! Berakhir dengan muter-muter, lihat ini itu, tapi tetep nggak ada yang dibeli karena mahal-mahal. Serius deh, ini sih namanya ngerampok, sekaya apa ya orang-orang Korea Selatan ini?
Selepas menghangatkan badan di Hyundai Dept. Store, kami melanjutkan perjalanan ke Myeongdong, kami berencana untuk foto dengan Hanbok dan berkeliling Myeongdong shopping street, serta mengunjungi Mom House milik Kyuhyun SJ. Berangkat lah kami dari stasiun metro Sinchon (line 2) menuju Myeongdong (line 4) exit 6. Tujuan utama kami adalah M Plaza Myeongdong tempat Seoul Global Culture and Tourism Centre, dimana kami bisa berfoto dengan Hanbok. Dari Myeongdong exit 6, lurus saja hingga melihat Zara di sebelah kanan jalan. Masuklah ke pintu sebelum Zara tersebut, inilah M Plaza (nggak ada plang namanya), kemudian naiklah ke lantai 5. Kami sempat nyasar dan bingung karena nggak ada tulisannya padahal di peta sangatlah dekat dan mudah. Akhirnya kami bertanya ke tukang jualan di tengah jalan, dimana M Plaza sambil membeli 5 buah ebi furai seharga 5000 won. Hujan-hujan kelaparan lengkap banget, tapi Myeongdong tetap ramai oleh orang-orang! Kami sempat bertanya ke 2 orang dan akhirnya sampai ke tempat yang dituju, ternyata sebelum Zara. Padahal pas awal aku udah mengajak mamah ke Zara, tapi nggak mau hadeehh.
Naiklah kami ke lantai 5, eng ing eng sampai di sana kok sepi ya? Sudah bad feel nih, nggak mungkin sepi lah orang sampai booking segala katanya. Dan ternyata kalau sabtu tutup! Bukanya cuma Senin-Kamis jam 10-18. Oh my God! Nggak akan bisa deh aku foto pakai hanbok karena di Seoul cuma weekend doang, ya sudahlah nggak apa-apa, kecewa sih tapi ini tandanya akan ada kesempatan lain untuk kembali ke Seoul. Kami pun keluar dari M Plaza sembari melihat-lihat sekitar. Myeongdong shopping street ini lebih mengutamakan toko-toko dengan brand name, jadi sasarannya bukan berupa souvenir khas Seoul.
Setelah puas mengelilingi Myeongdong shopping street, kami bertolak ke Mom House, berlandaskan peta, aku pun mencari keberadaan Mom House. Mom House ini terletak di stasiun metro Myeongdong (line 4) exit 2. Dari M Plaza, kembali lah ke jalan raya tempat exit 6, kemudian belok kiri, lurus terus sampai terlihat belokan kanan ketiga. Belok ke kanan (seberang) deh, Mom House di sebelah kiri. Kami pun sampai di Mom House, karena Mom House ini seperti hotel, jadi kami nggak bisa masuk juga karena nggak enak numpang foto haha. Jadi kami foto dari seberang jalan yang terlihat logo Mom House nya.
Setelah dari Mom House, kami menuju Namdaemun Market, dari Myeongdong ke stasiun metro Hoehyeon (line 4) exit 5. Namdaemun juga sama seperti Myeongdong yang lebih ke toko-toko brand name, namun di beberapa tempat ada tempat souvenir, di sini kami membeli 3 kaos (10000 won), gelas seoul, pajangan piring seoul (15000 won), serta magnet seoul. Masih dengan kondisi Seoul yang hujan dan mulai gelap, kami kedinginan dan masih tetap melanjutkan perjalanan.
Next destination is Doota Mall, yaitu toko Arirang. Toko Arirang ini ada di lantai 6 Doota Mall, terkenal banget sebagai toko souvenir termurah di Seoul dan banyak pegawainya yang bisa bahasa Indonesia. Dari stasiun metro Hoehyeon (line 4) menuju stasiun metro Dongdaemun (line 1 atau 4) exit 8. Brrr dingin banget dengan hujan rintik-rintik begitu keluar exit 8, lurus saja menyebrang jalan, lalu terlihat deh Doota Mall di sebelah kanan. Seperti khasnya mall di Seoul, nggak terlalu luas tapi bertingkat-tingkat, ya seperti Doota Mall, minimal 6 lantai.
Sampai lah di Toko Arirang, tokonya standar lah luasnya, menjual beraneka ragam souvenir, semua ada di sini pokoknya dengan harga terjangkau! Kami pun kalap membeli berbagai macam oleh-oleh, lebih tepatnya berupa makanan, baik coklat (7000 won each), rumput laut (8000 won each), mochi coklat dan wijen, sampai teh ginseng, ditambah pajangan Seoul, alat pembuka amplop atau tusukan rambut (1500 won each), gantungan kunci (10000 won isi 5 buah), pembatas buku (1500 won each), dll. Borong terus sampai habis uangnya hehe, kalap banget wanita masalah belanja-belinji. Well uniknya adalah kantongnya pakai tas gitu, kayak buat baju-baju kotor jadi menarik deh, dan oleh-oleh kami full 1 tas haha.
Setelah puas berbelanja souvenir, kami pun pulang menuju hostel. Alhamdulillah hujan sudah berhenti, jadi tidak terlalu repot dan dingin. Kami pun pulang dari stasiun metro Dongdaemun (line 1) menuju stasiun metro Jonggak (line 1) exit 2. Sampai hostel dan langsung bersih-bersih, sholat, lalu blek sek zzzzz..
See you next day yaa...
Itinerary hari ke - 2 :
1. Vivaldi Park
2. Hyundai Dept. Store Sinchon
3. M Plaza
4. Myeongdong Shopping Street
5. Mom House
6. Namdaemun Market
7. Doota Mall
What will we do in Seoul?
here we are, we will go to Ski Resort, yeay!
Hmm berawal dari keinginan mau lihat salju, akhirnya aku kepo-in salah dua selebriti Indonesia yang baru liburan di Seoul dengan menggunakan jasa tour guide terkenal di sana, sebut saja G-C haha. If you know who I mean. Mereka liburan pas musim dingin dan ke tempat ski gitu, penasaran dengan namanya aku cari di tempat tour guide nya, dan pakai hangul cobak! Alhamdulillah bisa baca yeay, berbekal tulisan biasa ku googling lah, dan muncul Vivaldi Park. Mencari tahu lokasinya, cara ke sana, ada apa saja, dll via googling. Ketemulah suatu website yang memberikan transportasi gratis PP ke Vivaldi Park beserta paket ski tour nya (75000 won per orang). Setelah bertanya via email, ternyata untuk tanggal 5 Maret masih bisa ikut tur nya yang artinya masih ada salju! Aku pun langsung mendaftar untuk booking 2 tempat di free shuttle bus nya. Langsung dapet email balasan, yang harus diprint dan disertakan fotokopian paspor ketika mau naik bus.
Singkat kata, kami sudah siap untuk memulai petualangan hari kedua. Semua peralatan tempur sudah disiapkan, tak lupa membawa payung. Kami harus melalui perjalanan dari stasiun metro Jonggak (line 1) menuju stasiun metro Hongik Univ (line 2), sekitar 20 menit. Karena kami janjian dengan bus nya di stasiun Hongdae (line 2) exit 8. Well, memang dasar orang Indonesia, kami berangkat telat, dimana kami harus lari-lari ketika keluar stasiun Hongdae exit 8, untungnya pemberhentian bus nya hanya lurus saja haha, heboh pagi-pagi sudah olahraga, tapi yang okenya nggak keringetan sama sekali. Sukses lah kami mengejar bus pukul 7.30 di stasiun Hongik Univ (line 2).
Pada awal perjalanan, kami ditawari untuk mengikuti paket tur untuk ski selama seharian, seharga 75000 won per orang, tapi ini tidak diwajibkan, jadi terserah kepada orangnya mau atau nggak. Kami pun nggak mengambil paket ini, selain mahal juga karena kami belum pernah sama sekali bermain ski. Sementara paket ini tidak menawarkan paket belajar, jadi kami takut jika ujung-ujungnya kami nggak bisa main malah jadi mubazir uang 150000 won melayang. Di samping itu, kak Elok (PD 2007 UGM) pernah mewanti-wanti kami untuk berhati-hati ketika main ski sampai diminta untuk cari asuransi haha, serem bener ya jadinya. Alhasil kami berencana melihat kondisi di sana terlebih dahulu, jika memungkinkan kami akan menyewa alat ski dan pakaiannya.
Awalnya kami merencanakan perjalanan ini seharian, karena free shuttle bus ini akan kembali dari Vivaldi Park jam 18.30, dengan perjalanan 2 jam. Ternyata di dalam bus, ada keluarga Thailand yang ingin pergi sebelum jam 18.30, sekitar jam 13an, dan dia bertanya pada mbak-mbak di dalam bus, yang dijawab oleh dia bahwa ada bus lain yang ke arah Seoul jam 13.30, nanti tinggal ikut dia, terus bakal didaftarin terlebih dahulu. Yeay Alhamdulillah, jadi bisa ke tempat lain lagi hari ini.
Perjalanan di dalam bus selama 2 jam, bus nya hangat euy, pake heater jadi kami nggak kedinginan dan melepas semua jaket tebal kami. Aku pun tertidur pulas selama perjalanan, terkadang bangun karena mamah membangunkanku untuk melihat pemandangan yang luar biasa indah, dan sesuai dugaan Vivaldi Park ini ada di pegunungan, karena bus kami nanjak terus sepanjang jalan.
Yeay, akhirnya sampai juga bus ini di tujuan, Vivaldi Park. Selain tempat ski, ada hotel juga di depannya, bagus dan besar banget. Ada 2 orang dari bus kami yang membawa koper dan ternyata berencana menginap di hotel tersebut, wow! Niat banget ya mereka ampe nginep segala haha.
Brrrr dinginnya super banget lah ini! Ya iyalah namanya juga tempat ski gitu. Pertama-tama kami mengikuti guide untuk mencari bus pulang ke Seoul, kami pun setuju untuk pulang ke stasiun metro Sinchon (line 2), well kami disuruh kumpul di kantor jam 12.45. Kemudian kami dipersilakan untuk menikmati Vivaldi Park. Well kami pun sempet bingung harus ke arah mana, dan di tengah jalan kami bersama keluarga Thailand itu mengobrol, dan mereka mengatakan akan main Slope saja dan pergi ke puncak untuk menikmati suasana dan berfoto. Kami pun setuju untuk jalan bersama keluarga Thailand tersebut, mereka pasangan suami istri bersama 1 orang anak lelakinya. Kami pun pergi ke loket untuk membeli tiket pergi ke puncak dengan kereta gantung. Namun petugas loket tidak bisa bahasa Inggris! Mereka kurang mengerti apa yang kami inginkan, kami diminta ke informasi, dan informasinya pun tutup. Akhirnya kami mengambil brosur di informasi dan menanyakan pada orang yang menyewakan sepatu ski. Kami diminta kembali ke loket untuk membeli tiket kereta gantung. Akhirnya kami ke loket dengan membawa brosur dan menunjukkan pada petugas, Alhamdulillah mereka mengerti dan memberikan kami tiket kereta gantung seharga 8000 won per orang. Kami mendapat diskon karena keluarga Thailand tersebut memperlihatkan voucher, yeay Alhamdulillah.
Kami pun segera ke kereta gantung, namun mamah ingin beli penutup kepala karena takut kedinginan di puncak, akhirnya kami turun dulu untuk membeli kupluk di toko souvenir seharga 60000 won untuk 2 penutup kepala. Gilak mahalnya, meres ini mah! Yaudahlah buat oleh-oleh sekalian bisa dipakai kalau pergi ke tempat lain hehe. Kami pun segera ke kereta gantung untuk menuju puncak. Yeay, senangnya sampai di puncak, bagus banget dan Subhanallah bisa lihat keindahan alam yang lain. Thanks God. Sesi foto-foto pun dimulai hehe.
say hi from cable car
another selca up up to the top
reach the top
model dadakan di puncak ski
groufie with Thai's family
another side on the top
Setelah kami puas selca dan groufie di puncak ski, kami pun turun ke bawah untuk melanjutkan petualangan di Vivaldi Park. Kami mampir untuk membeli makanan, dan kami memutuskan untuk berpisah karena takutnya mereka ingin duluan mengejar waktu. Sebelum berpisah, istrinya dari Thai's fams menghampiriku untuk memberi voucher diskon untuk masuk ke sloping area, baik banget deh mereka, anaknya juga lucu banget nget, pengen dicubit haha. Sementara aku dan mamah membeli burger di Bur**r K**g, seharga 8500 won, mereka lanjut ke sloping area. Kami pun membawa makanan sambil menuju tempat sloping area, sempat bingung dan tersesat, kami bertanya dengan orang sekitar dan sampai lah kami di tempat sloping area, dan ternyata berbarengan dengan keluarga Thailand tersebut. Kami pun membeli tiket terlebih dahulu seharga 9000 won per orang. Yeay, mari bermain.
sloping time with other children
Sloping time ada jam-jam nya sendiri, dibatasi oleh waktu dan harganya pun berbeda. Kami hanya bisa bermain sekitar 1 jam, karena jam 12.45 mesti berkumpul untuk mencari bus pulang ke Seoul. Kami pun sempat 5x bermain sloping, karena harus naik dahulu ke atas dengan berjalan kaki dan membawa alat seluncurnya, kemudian turun meluncur dari atas di salju hehe. Sekitar 12.30 kami bersiap-siap untuk ke kantor bus, lalu ditunjukkan bus nya ada di sekitar 'sana', kami pun ke arah 'sana', lalu mencari bus yang dimaksud ke arah stasiun metro Sinchon (line 2) dengan bertanya karena belum ada tulisan di bus nya. Ternyata belum ada supirnya, sehingga kami disuruh menunggu di depan bus-bus untuk menanti bus mana yang akan digunakan, sembari menunggu hujan pun mulai turun dengan deras. Tak lama kemudian, kami ditunjukkan bahwa bus tersebut ke arah Sinchon.
Yeay Alhamdulillah naik bus juga, ternyata bus yang kami pakai ini kebanyakan digunakan oleh penduduk asli Korea Selatan karena tidak dilengkapi dengan bahasa Inggris. Pasrah deh ini sih, kami sudah mengkonfirmasi ke supir bahwa bus ini memang menuju stasiun metro Sinchon (line 2), tinggal duduk dan menanti petunjuk supir bus. Sepanjang jalan menuju Seoul hujan deras, gelap, serta macet, kami pun tertidur lelap. Sekitar 2,5 jam perjalanan, sampailah kami di daerah Sinchon, dan aku pun bertanya arah untuk menuju stasiun metro Sinchon (line 2), kami disuruh ke arah kiri dari turunnya bus, lurus terus dan akan ketemu stasiun metro Sichon (line 2). Hawa saat itu sangat dingin, ditambah lagi hujan turun terus-menerus, super banget dinginnya. Kami pun berjalan berdua pakai payung pelan-pelan sambil was-was bener nggak ya jalannya. Kami tetap melanjutkan jalan sesuai petunjuk supir, yang akhirnya sampai di suatu perempatan besar, yang di pojokannya ada jalan menuju stasiun metro Sinchon (line 2).
Di seberang jalan, kami melihat ada Hyundai Dept Store. Akhirnya kami memutuskan untuk mampir sana dulu dikarenakan hujan yang deras dan kedinginan, serta bingung mau melanjutkan kemana. Hujan turun cukup deras sehingga sulit untuk bepergian ke outdoor dan foto-foto, jadi kami memutuskan untuk masuk ke dalam pusat perbelanjaan.
WOW, hahaha terkagum-kagum aku ketika akan memasuki Hyundai Dept. Store. Cuaca saat itu sedang hujan sehingga orang-orang menggunakan payung, dan setiap masuk ke suatu mall ternyata ada alat yang di dalamnya ada kantong plastik untuk memasukkan payung, sehingga payung itu langsung otomatis ada di dalam plastik untuk dibawa ke dalam mall. Jadi payung itu nggak berceceran air yang mengakibatkan mall jadi kotor, mantap! Berapa banyak plastik yang disiapkan untuk seperti ini di setiap mall. Aku jadi berpikir, bahwa sesungguhnya bukan Indonesia yang banyak menggunakan plastik, tapi Korea Selatan lebih boros plastik! Yang bikin takjub lagi adalah mall di Seoul itu kecil luasnya, tapi tinggi-tinggi. Jadi karena harga tanah mahal, mereka hanya memiliki lahan yang kecil untuk mendirikan mall, namun mall itu tetap besar dikarenakan ada banyak lantai, bahkan ada yg 13 lantai! Berakhir dengan muter-muter, lihat ini itu, tapi tetep nggak ada yang dibeli karena mahal-mahal. Serius deh, ini sih namanya ngerampok, sekaya apa ya orang-orang Korea Selatan ini?
Selepas menghangatkan badan di Hyundai Dept. Store, kami melanjutkan perjalanan ke Myeongdong, kami berencana untuk foto dengan Hanbok dan berkeliling Myeongdong shopping street, serta mengunjungi Mom House milik Kyuhyun SJ. Berangkat lah kami dari stasiun metro Sinchon (line 2) menuju Myeongdong (line 4) exit 6. Tujuan utama kami adalah M Plaza Myeongdong tempat Seoul Global Culture and Tourism Centre, dimana kami bisa berfoto dengan Hanbok. Dari Myeongdong exit 6, lurus saja hingga melihat Zara di sebelah kanan jalan. Masuklah ke pintu sebelum Zara tersebut, inilah M Plaza (nggak ada plang namanya), kemudian naiklah ke lantai 5. Kami sempat nyasar dan bingung karena nggak ada tulisannya padahal di peta sangatlah dekat dan mudah. Akhirnya kami bertanya ke tukang jualan di tengah jalan, dimana M Plaza sambil membeli 5 buah ebi furai seharga 5000 won. Hujan-hujan kelaparan lengkap banget, tapi Myeongdong tetap ramai oleh orang-orang! Kami sempat bertanya ke 2 orang dan akhirnya sampai ke tempat yang dituju, ternyata sebelum Zara. Padahal pas awal aku udah mengajak mamah ke Zara, tapi nggak mau hadeehh.
Naiklah kami ke lantai 5, eng ing eng sampai di sana kok sepi ya? Sudah bad feel nih, nggak mungkin sepi lah orang sampai booking segala katanya. Dan ternyata kalau sabtu tutup! Bukanya cuma Senin-Kamis jam 10-18. Oh my God! Nggak akan bisa deh aku foto pakai hanbok karena di Seoul cuma weekend doang, ya sudahlah nggak apa-apa, kecewa sih tapi ini tandanya akan ada kesempatan lain untuk kembali ke Seoul. Kami pun keluar dari M Plaza sembari melihat-lihat sekitar. Myeongdong shopping street ini lebih mengutamakan toko-toko dengan brand name, jadi sasarannya bukan berupa souvenir khas Seoul.
Setelah puas mengelilingi Myeongdong shopping street, kami bertolak ke Mom House, berlandaskan peta, aku pun mencari keberadaan Mom House. Mom House ini terletak di stasiun metro Myeongdong (line 4) exit 2. Dari M Plaza, kembali lah ke jalan raya tempat exit 6, kemudian belok kiri, lurus terus sampai terlihat belokan kanan ketiga. Belok ke kanan (seberang) deh, Mom House di sebelah kiri. Kami pun sampai di Mom House, karena Mom House ini seperti hotel, jadi kami nggak bisa masuk juga karena nggak enak numpang foto haha. Jadi kami foto dari seberang jalan yang terlihat logo Mom House nya.
berpose di sebrang jalan Mom House
Setelah dari Mom House, kami menuju Namdaemun Market, dari Myeongdong ke stasiun metro Hoehyeon (line 4) exit 5. Namdaemun juga sama seperti Myeongdong yang lebih ke toko-toko brand name, namun di beberapa tempat ada tempat souvenir, di sini kami membeli 3 kaos (10000 won), gelas seoul, pajangan piring seoul (15000 won), serta magnet seoul. Masih dengan kondisi Seoul yang hujan dan mulai gelap, kami kedinginan dan masih tetap melanjutkan perjalanan.
colongan foto di stasiun metro Hoehyeon
Next destination is Doota Mall, yaitu toko Arirang. Toko Arirang ini ada di lantai 6 Doota Mall, terkenal banget sebagai toko souvenir termurah di Seoul dan banyak pegawainya yang bisa bahasa Indonesia. Dari stasiun metro Hoehyeon (line 4) menuju stasiun metro Dongdaemun (line 1 atau 4) exit 8. Brrr dingin banget dengan hujan rintik-rintik begitu keluar exit 8, lurus saja menyebrang jalan, lalu terlihat deh Doota Mall di sebelah kanan. Seperti khasnya mall di Seoul, nggak terlalu luas tapi bertingkat-tingkat, ya seperti Doota Mall, minimal 6 lantai.
Sampai lah di Toko Arirang, tokonya standar lah luasnya, menjual beraneka ragam souvenir, semua ada di sini pokoknya dengan harga terjangkau! Kami pun kalap membeli berbagai macam oleh-oleh, lebih tepatnya berupa makanan, baik coklat (7000 won each), rumput laut (8000 won each), mochi coklat dan wijen, sampai teh ginseng, ditambah pajangan Seoul, alat pembuka amplop atau tusukan rambut (1500 won each), gantungan kunci (10000 won isi 5 buah), pembatas buku (1500 won each), dll. Borong terus sampai habis uangnya hehe, kalap banget wanita masalah belanja-belinji. Well uniknya adalah kantongnya pakai tas gitu, kayak buat baju-baju kotor jadi menarik deh, dan oleh-oleh kami full 1 tas haha.
Setelah puas berbelanja souvenir, kami pun pulang menuju hostel. Alhamdulillah hujan sudah berhenti, jadi tidak terlalu repot dan dingin. Kami pun pulang dari stasiun metro Dongdaemun (line 1) menuju stasiun metro Jonggak (line 1) exit 2. Sampai hostel dan langsung bersih-bersih, sholat, lalu blek sek zzzzz..
jepret dulu depan hotel JW Marriot
See you next day yaa...
Itinerary hari ke - 2 :
1. Vivaldi Park
2. Hyundai Dept. Store Sinchon
3. M Plaza
4. Myeongdong Shopping Street
5. Mom House
6. Namdaemun Market
7. Doota Mall
SEOUL - HARI PERTAMA
alhamdulillah, touch down INCHEON! yeay, here we are Seoul, South Korea :)
well, sampai Incheon jam 8.20 pagi. Turun dari pesawat dengan hati riang gembira untuk memulai petualangan di Korea Selatan. Begitu turun dari pesawat, mamah pengen ke toilet dulu, akhirnya kami mampir toilet dan aku langsung tancap wifi untuk check-in tentu sajaaa hahaha. Selain itu, aku memerlukan wifi untuk mengecek alamat serta nomor telepon hostel kami selama kami berada di Seoul. Yak, kami sudah booking semua hostel tempat kami akan menginap. Info ini dibutuhkan untuk mengisi form yang diberi ketika kami akan mendarat di Seoul, ya semacam pemberitahuan aja bahwa kami akan di Seoul selama 11 hari dan menginap dimana. Selama di Seoul, kami menginap di Seoul Hostel Center. Dari berbagai macam hostel yang sudah ku teliti baik tempat dan harganya, hostel ini lah yang paling sesuai budget dengan lokasi yang strategis, sekitar 10 menit berjalan kaki (versi orang Indonesia yang kedinginan) baik dari metro Jonggak (line 1) exit 2 maupun shuttle bus untuk airport limousine bernomor 6002.
Untuk info lebih lengkap mengenai hostel, silakan lihat di sini.
Sedikit review mengenai hostel, kamar hostel ini berukuran super kecil, sekitar 2m x 1,5m haha. Kami memilih kamar 2 bed room with window. Tempat tidurnya bertumpuk kayak asrama, dan hanya ada sedikit ruang untuk jalan beserta kegiatan membuka koper. Sementara jendelanya ditutup rapat dengan plastik yang suka kita gunakan buat melapisi elektronik (yang ada bulat jendol-jendol nya), jadi kami nggak bisa buka jendelanya sama sekali. Tapi emang dasar orang Indonesia suka ngerusak, jadilah kami buka pojokannya biar bisa membuka jendela sedikit, karena takut sumpek nggak bisa nafas hehe. Well, fyi hostel ini tidak menyediakan AC maupun heater di tiap ruangannya! Tapi buat kami oke-oke saja karena cuaca saat itu cukup dingin, sehingga kami hanya membutuhkan selimut. But if you go there in winter or summer, I don't think you will be fine lol. Save your budget for living there!
Setelah ke toilet, kami langsung capcus ke bagian imigrasi, dan antrinya super luar biasa! Sabar deh ya antri dulu, dan akhirnya berhasil melalui imigrasi tanpa ditanya-tanya. Dan selamat datang di Korea Selatan! Kami langsung mengambil 2 koper di lorong bagasi. Senangnya melihat 2 koper kami selamat, karena kami sempat transit 11 jam dan takutnya nggak kebawa atau salah pesawat hehe. Setelah itu, kami langsung keluar dan mencari tempat limousine bus berada. Aku sempat bertanya pada informasi dan diberitahu mengenai tempat pemberhentian bus dan tempat pembelian tiketnya. Aku ditanya akan turun dimana, lalu aku jawab daerah jongno, ternyata di tiket tertulisnya Jongno-3, padahal kami harus turun di Jongno-1. Lalu kami keluar di pintu 5, dan menuju ke platform 5B untuk menanti bus 6002. Begitu keluar airport, langsung bbbrrrrrrrr dingiiiinnnnnn bangeeeettt haha. Well, I like this weather so much, really miss the 5-10 degree celcius! It feels like Groningen then. Mamah langsung pakai syal dkk hehe.
di depan platform 5B menanti bus 6002
Sekitar 15 menit kami menunggu bus di depan platform, dan akhirnya datang juga itu bus. Aku pun sudah ancang-ancang memasukkan koper sendiri, eh ternyata ada bapak penjaga nya gitu yang bakalan naikin koper kami, dan kami diberi nomer yang nantinya untuk mengambil koper-koper kami, jadi nggak akan ketuker gitu! Mantap banget yak. Kemudian kami naik dan menyerahkan tiket serta aku bilang ke supirnya bahwa kami turun di Jongno-1, bukan Jongno-3, eeehhh malah dijutekin lah sama si ahjussi, kami disuruh duduk ajaa bzzzz. Yaudah deh biarin aja, yang penting aku tau harus turun dimana dan halte ke berapa. Alhamdulillah nya ada bahasa Inggris itu di bus, jadilah aman hehe.
Buat prepare, aku sudah men-screenshoot untuk rute bus 6002 ini, jadi nggak bingung turun dimana dan jam berapa. Bisa dilihat di sini untuk rute serta schedulle bus tersebut. Ternyata berguna banget dengan situasi dan kondisi yang entah apa yang akan terjadi hehe.
Sesampainya di tempat pemberhentian bus, kami mengikuti denah yang ada di web hostel untuk sampai ke hostel. Well, daerah Jonggak adalah daerah perkantoran. Selain lihat di web hostel, aku juga mempelajari jalanan via google map yang sudah ku screenshoot. Jadilah perjalanan menuju hostel aman, dan sampai dengan selamat.
Pegawai hostelnya ramah banget dan jago bahasa Inggris hehe. Sebelum membayar uang untuk 3 malam, kami diminta untuk melihat kamarnya terlebih dahulu, dan sesuai review di atas, sempet kaget sih, tapi males juga cari-cari hostel lain, apalagi bawa koper gede-gede gini hehe. Deal dengan harga 96000 won beserta 10000 won jaminan untuk kunci. Kemudian kami masuk ke kamar dan bersiap untuk perjalanan hari pertama.
Perjalanan dimulai jam 11. Sebelum bepergian, kami membeli T-Money dahulu untuk keperluan transportasi selama di Korea Selatan, kartunya seharga 3000 won, dan ku isi tiap kartu 20000 won. Kami membeli nya di CU mart (seperti indomaret versi Seoul). Berhubung Jonggak adalah lokasi strategis, tujuan pertama kami adalah Gwanghwamun Square dimana ada patung Admiral Yi Shin dan King Sejong. Kami ke sana dengan berjalan kaki, dan ketika kami keluar, itu adalah waktu orang-orang kerja sedang istirahat! Ramai dimana-mana, dan kami berdua pakai kerudung jalan menerobos mereka haha. Well, kami jalan tanpa peta, tapi aku sudah menghapalkan jalan, intinya adalah kembali ke jalan besar dimana bus 6002 berhenti, lalu berjalanlah ke arah datangnya bus dari Incheon. Pusing? Beloklah ke kanan, lurus terus, sampai ketemu Gwanghwamun Square di sebelah kanan.
Gwanghwamun Gate
Yak sepanjang Gwanghwamun Square, nggak henti-hentinya bersyukur bisa melihat Seoul secara langsung bersama mamah. Kota yang ingin ku datangi berawal dari nonton MV nya Super Junior-SNSD berjudul Seoul. Alhamdulillah, ya Allah.
As you see, i wear sunglasses because of the sun, but definitely feel cold! Inilah yang kusuka dari luar negeri, panas ada matahari tapi nggak keringatan uyeah.
Berlanjut ke tempat berikutnya yaitu Insadong, dan kami pun berjalan hehe, dari Gwanghwamun Gate (lokasi foto kami), berjalan lah ke arah kanan, lurus terus sampai ada tulisannya arah Insadong, well cukup jauh sih, sekitar 15-20 menit, tapi kami nikmati saja. Karena masih awal dan nggak panas haha. Insadong itu tempat belanja souvenir, berupa jalan kecil yang kanan kirinya ramai dengan toko-toko yang menjual berbagai macam souvenir, mulai dari gantungan kunci, magnet, pajangan Seoul, sampai kartu pos, dan bahkan di depan salah satu toko ada kotak pos untuk mengirim langsung ke tempat tujuan. Sayangnya waktu itu aku masih galau untuk mengirim kartu pos karena harganya kartu pos 1000won hehe. Di Insadong kami membeli gantungan kunci seharga 8000won dan susah untuk ditawar. Berhubung ini adalah tempat souvenir pertama, kami tidak memborong banyak karena memang ingin survey terlebih dahulu.
Selesai cuci mata di Insadong, kami segera melanjutkan perjalanan ke Itaewon, dimana daerah ini adalah pusat Islam di Seoul dan ada masjid terbesar di Seoul serta makanan halal untuk orang Muslim. Kami naik melalui stasiun metro Anguk (line 3) exit 6. Kemudian turun di stasiun metro Itaewon (line 6) exit 3. Keluar dari exit 3, aku langsung mengikuti peta yang sudah aku screenshoot. Di perjalanan, mamah kelaparan, akhirnya kami mampir ke rumah makan halal di sebelah kiri jalan, harganya 16500 won per orang, jadi all you can eat gitu. Sempet ngerasa ditipu juga sih, mahal banget dan menurutku makanannya standar ajaa, aaakkk baru makan sekali udah bangkrut gini. Setelah kenyang makan, kami melanjutkan perjalanan menuju masjid Itaewon, sekitar jam 15.30. Hmm bener juga kalau jalanan Itaewon ini nanjak senanjak-nanjaknya, parah banget deh syok nya. Terlebih lagi masjid nya belum kelihatan, dikira salah jalan juga. Untungnya aku melihat ada menara masjid, jadilah kami jalan ke arah menara tersebut. Dan yeah sampai juga di depan masjidnya, eng ing eng buat ke masjidnya ternyata nanjak lagi haha, Subhanallah deh ya.
Anguk (line 6) exit 3, jalan lurus terus sampai ada perempatan pertama, kemudian belok kanan, lalu belok kiri di belokan kedua, dari sini jalanan amat sangat nanjak, bersabarlah sambil ngobrol-ngobrol hehe, kemudian mentok belok kanan, lalu belok kiri, dan belok kiri lagi deh, masjidnya ada di pojokan kiri yeay! Bingung? Silakan gmap-an hehe, aman lancar jaya kalau pakai gmap, trust me!
Sesampainya di masjid Itaewon, bingung juga dimana tempat sholatnya dan wudhunya, akhirnya aku bertanya pada petugas di sana. Ternyata tempat sholat perempuan ada di pojokan dan mesti naik tangga sampai entah lantai berapa haha. Sementara tempat wudhu nya ada di tempat terpisah yang cukup jauh. Kami pun bertukar sandal terlebih dahulu lalu mencari tempat wudhu nya. Airnya super dingin banget! Tahan-tahan demi wudhu hehe, lalu lanjut ke tempat sholat nya, kami mesti naik tangga yang entah berapa lantai, mengikuti alurnya saja hingga tiba di tempat sholat perempuan, dan ternyata cukup ramai, Alhamdulillah. Subhanallah, kami datang di saat waktu Ashar tiba, dan kami menyempatkan sholat berjamaah di masjid Itaewon. Pengalaman yang nggak bisa digantikan dengan apapun, sholat berjamaah di negeri orang, dan ini Seoul dimana jarang banget penduduk beragama Islam.
Selesai sholat berjamaah, kami melanjutkan perjalanan menuju Namsan Seoul Tower. Kami kembali ke arah stasiun Itaewon (line 6) namun menuju exit 4, dimana exit 3 dan 4 adalah bersebrangan namun masih satu sisi (untuk lebih pahamnya, pelajarilah exit tiap metro tujuan). Dari exit 4 tersebut berjalan saja lurus, nanti akan terlihat tempat pemberhentian bus. Kami akan naik bus nomor 03 tujuan Namsan Seoul Tower. Jika bisa membaca tulisah Hangeul, akan sangat membantu untuk membaca arah dan shuttle pemberhentian bus.
Mengenai jalur bus dari dan ke Namsan Seoul Tower, silakan lihat di sini.
Masuk ke bus, langsung tap T-Money nya, 1100 won per orang. Di dalam bus akan ada pemberitahuan shuttle selanjutnya, dan jika ingin berhenti silakan pencet tombol yang biasanya ada di setiap 2 bangku. Karena kalau nggak dipencet, supir bus akan lanjut terus tanpa berhenti hehe. Ternyata semua penumpang bus itu akan turun dan berakhir di Namsan Seoul Tower, jadi ya tenang saja nggak akan kesasar. Setiap mau keluar bus, tentu saja T-Money harus di-tap juga.
Yeay sampai di Namsan Seoul Tower! Excited banget rasanya bakal melihat secara langsung! Well, memang nggak semudah itu, dari turun bus, ternyata masih nanjak saudara-saudara! Hari ini temanya naik-naik ke puncak gunung banget deh. Tapi semua dilalui dengan ikhlas demi melihat Love Lock N Seoul Tower yang terkenal itu!
Well said that N Seoul Tower is so beautifully romantic! Aaaakk langsung galau deh, dimana-mana pasangan gitu, wish you were here with me, Mas Azwar. Someday yaa mas.
Sampai di Love Lock, aku langsung melancarkan tugas negara haha, yaitu memasangkan 3 gembok milikku dan Mas Azwar, ratih dan doi, mamah dan papah. Selain itu ditambah dengan wishlist kami ber-5, aku - Ratih - mamah - papah - Mas Azwar. Alhamdulillah bisa ikut meletakkan Love Lock di Namsan Seoul Tower. Kenyataan juga setelah selalu melihatnya dari lagu maupun drama Korea. Love this so much!
Kami nggak masuk untuk naik ke atas, selain mahal, kami memang tidak tertarik untuk menaiki suatu tower hehe. Just like to see the whole tower! Tidak lupa kami membeli souvenir dari N Seoul Tower. Harganya? Ini mah bikin bangkrut! Mahalnya super deh kalau dikurs ke rupiah hehe, kami beli gantungan kunci dan miniatur N Seoul Tower (25000 won). Oiya siapkan tempat belanjaan sendiri ya, karena nggak dikasih plastik.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Mouse Rabbit Coffee punya Yesung SJ! Dari N Seoul Tower, kami naik bus 02 menuju stasiun metro Chungmuro (line 3 atau 4) exit 2. Kemudian menuju stasiun metro Konkuk (line 2) exit 2. Mengenai detail lengkapnya, menyusul ya hehe.
Daaann sampailah kami di Mouse Rabbit Coffee, sepi euy, itu tandanya nggak ada Yesung maupun adeknya, Jongjin. Harganya ya standar kafe gitu, habis sekitar 10000 won berdua, itu cuma 1 minuman dan 1 kue. Selesai makan, kami harus meletakkan piring dan gelas bekas pakai di tempat yang telah disediakan.
Jam pun sudah menunjukkan pukul 20.30, kami pun memutuskan mengakhiri petualangan hari pertama. Dari stasiun metro Konkuk (line 2), kami menuju ke stasiun metro Jonggak (line 1) exit 2, menuju tempat peristirahatan kami di Seoul Hostel Center.
Itinerary hari ke - 1 :
1. Gwanghwamun Square
2. Admiral Yi Shin
3. King Sejong
4. Insadong
5. Masjid Pusat Seoul di Itaewon
6. Namsan Seoul Tower
7. Mouse Rabbit Coffee
here we are, Incheon Airport
well, sampai Incheon jam 8.20 pagi. Turun dari pesawat dengan hati riang gembira untuk memulai petualangan di Korea Selatan. Begitu turun dari pesawat, mamah pengen ke toilet dulu, akhirnya kami mampir toilet dan aku langsung tancap wifi untuk check-in tentu sajaaa hahaha. Selain itu, aku memerlukan wifi untuk mengecek alamat serta nomor telepon hostel kami selama kami berada di Seoul. Yak, kami sudah booking semua hostel tempat kami akan menginap. Info ini dibutuhkan untuk mengisi form yang diberi ketika kami akan mendarat di Seoul, ya semacam pemberitahuan aja bahwa kami akan di Seoul selama 11 hari dan menginap dimana. Selama di Seoul, kami menginap di Seoul Hostel Center. Dari berbagai macam hostel yang sudah ku teliti baik tempat dan harganya, hostel ini lah yang paling sesuai budget dengan lokasi yang strategis, sekitar 10 menit berjalan kaki (versi orang Indonesia yang kedinginan) baik dari metro Jonggak (line 1) exit 2 maupun shuttle bus untuk airport limousine bernomor 6002.
Untuk info lebih lengkap mengenai hostel, silakan lihat di sini.
Sedikit review mengenai hostel, kamar hostel ini berukuran super kecil, sekitar 2m x 1,5m haha. Kami memilih kamar 2 bed room with window. Tempat tidurnya bertumpuk kayak asrama, dan hanya ada sedikit ruang untuk jalan beserta kegiatan membuka koper. Sementara jendelanya ditutup rapat dengan plastik yang suka kita gunakan buat melapisi elektronik (yang ada bulat jendol-jendol nya), jadi kami nggak bisa buka jendelanya sama sekali. Tapi emang dasar orang Indonesia suka ngerusak, jadilah kami buka pojokannya biar bisa membuka jendela sedikit, karena takut sumpek nggak bisa nafas hehe. Well, fyi hostel ini tidak menyediakan AC maupun heater di tiap ruangannya! Tapi buat kami oke-oke saja karena cuaca saat itu cukup dingin, sehingga kami hanya membutuhkan selimut. But if you go there in winter or summer, I don't think you will be fine lol. Save your budget for living there!
Setelah ke toilet, kami langsung capcus ke bagian imigrasi, dan antrinya super luar biasa! Sabar deh ya antri dulu, dan akhirnya berhasil melalui imigrasi tanpa ditanya-tanya. Dan selamat datang di Korea Selatan! Kami langsung mengambil 2 koper di lorong bagasi. Senangnya melihat 2 koper kami selamat, karena kami sempat transit 11 jam dan takutnya nggak kebawa atau salah pesawat hehe. Setelah itu, kami langsung keluar dan mencari tempat limousine bus berada. Aku sempat bertanya pada informasi dan diberitahu mengenai tempat pemberhentian bus dan tempat pembelian tiketnya. Aku ditanya akan turun dimana, lalu aku jawab daerah jongno, ternyata di tiket tertulisnya Jongno-3, padahal kami harus turun di Jongno-1. Lalu kami keluar di pintu 5, dan menuju ke platform 5B untuk menanti bus 6002. Begitu keluar airport, langsung bbbrrrrrrrr dingiiiinnnnnn bangeeeettt haha. Well, I like this weather so much, really miss the 5-10 degree celcius! It feels like Groningen then. Mamah langsung pakai syal dkk hehe.
Sekitar 15 menit kami menunggu bus di depan platform, dan akhirnya datang juga itu bus. Aku pun sudah ancang-ancang memasukkan koper sendiri, eh ternyata ada bapak penjaga nya gitu yang bakalan naikin koper kami, dan kami diberi nomer yang nantinya untuk mengambil koper-koper kami, jadi nggak akan ketuker gitu! Mantap banget yak. Kemudian kami naik dan menyerahkan tiket serta aku bilang ke supirnya bahwa kami turun di Jongno-1, bukan Jongno-3, eeehhh malah dijutekin lah sama si ahjussi, kami disuruh duduk ajaa bzzzz. Yaudah deh biarin aja, yang penting aku tau harus turun dimana dan halte ke berapa. Alhamdulillah nya ada bahasa Inggris itu di bus, jadilah aman hehe.
Buat prepare, aku sudah men-screenshoot untuk rute bus 6002 ini, jadi nggak bingung turun dimana dan jam berapa. Bisa dilihat di sini untuk rute serta schedulle bus tersebut. Ternyata berguna banget dengan situasi dan kondisi yang entah apa yang akan terjadi hehe.
di dalam Limousine Bus
Sesampainya di tempat pemberhentian bus, kami mengikuti denah yang ada di web hostel untuk sampai ke hostel. Well, daerah Jonggak adalah daerah perkantoran. Selain lihat di web hostel, aku juga mempelajari jalanan via google map yang sudah ku screenshoot. Jadilah perjalanan menuju hostel aman, dan sampai dengan selamat.
Pegawai hostelnya ramah banget dan jago bahasa Inggris hehe. Sebelum membayar uang untuk 3 malam, kami diminta untuk melihat kamarnya terlebih dahulu, dan sesuai review di atas, sempet kaget sih, tapi males juga cari-cari hostel lain, apalagi bawa koper gede-gede gini hehe. Deal dengan harga 96000 won beserta 10000 won jaminan untuk kunci. Kemudian kami masuk ke kamar dan bersiap untuk perjalanan hari pertama.
Perjalanan dimulai jam 11. Sebelum bepergian, kami membeli T-Money dahulu untuk keperluan transportasi selama di Korea Selatan, kartunya seharga 3000 won, dan ku isi tiap kartu 20000 won. Kami membeli nya di CU mart (seperti indomaret versi Seoul). Berhubung Jonggak adalah lokasi strategis, tujuan pertama kami adalah Gwanghwamun Square dimana ada patung Admiral Yi Shin dan King Sejong. Kami ke sana dengan berjalan kaki, dan ketika kami keluar, itu adalah waktu orang-orang kerja sedang istirahat! Ramai dimana-mana, dan kami berdua pakai kerudung jalan menerobos mereka haha. Well, kami jalan tanpa peta, tapi aku sudah menghapalkan jalan, intinya adalah kembali ke jalan besar dimana bus 6002 berhenti, lalu berjalanlah ke arah datangnya bus dari Incheon. Pusing? Beloklah ke kanan, lurus terus, sampai ketemu Gwanghwamun Square di sebelah kanan.
Admiral Yi Shin
King Sejong
Yak sepanjang Gwanghwamun Square, nggak henti-hentinya bersyukur bisa melihat Seoul secara langsung bersama mamah. Kota yang ingin ku datangi berawal dari nonton MV nya Super Junior-SNSD berjudul Seoul. Alhamdulillah, ya Allah.
As you see, i wear sunglasses because of the sun, but definitely feel cold! Inilah yang kusuka dari luar negeri, panas ada matahari tapi nggak keringatan uyeah.
Berlanjut ke tempat berikutnya yaitu Insadong, dan kami pun berjalan hehe, dari Gwanghwamun Gate (lokasi foto kami), berjalan lah ke arah kanan, lurus terus sampai ada tulisannya arah Insadong, well cukup jauh sih, sekitar 15-20 menit, tapi kami nikmati saja. Karena masih awal dan nggak panas haha. Insadong itu tempat belanja souvenir, berupa jalan kecil yang kanan kirinya ramai dengan toko-toko yang menjual berbagai macam souvenir, mulai dari gantungan kunci, magnet, pajangan Seoul, sampai kartu pos, dan bahkan di depan salah satu toko ada kotak pos untuk mengirim langsung ke tempat tujuan. Sayangnya waktu itu aku masih galau untuk mengirim kartu pos karena harganya kartu pos 1000won hehe. Di Insadong kami membeli gantungan kunci seharga 8000won dan susah untuk ditawar. Berhubung ini adalah tempat souvenir pertama, kami tidak memborong banyak karena memang ingin survey terlebih dahulu.
Bergaya di salah satu sudut Insadong
Selesai cuci mata di Insadong, kami segera melanjutkan perjalanan ke Itaewon, dimana daerah ini adalah pusat Islam di Seoul dan ada masjid terbesar di Seoul serta makanan halal untuk orang Muslim. Kami naik melalui stasiun metro Anguk (line 3) exit 6. Kemudian turun di stasiun metro Itaewon (line 6) exit 3. Keluar dari exit 3, aku langsung mengikuti peta yang sudah aku screenshoot. Di perjalanan, mamah kelaparan, akhirnya kami mampir ke rumah makan halal di sebelah kiri jalan, harganya 16500 won per orang, jadi all you can eat gitu. Sempet ngerasa ditipu juga sih, mahal banget dan menurutku makanannya standar ajaa, aaakkk baru makan sekali udah bangkrut gini. Setelah kenyang makan, kami melanjutkan perjalanan menuju masjid Itaewon, sekitar jam 15.30. Hmm bener juga kalau jalanan Itaewon ini nanjak senanjak-nanjaknya, parah banget deh syok nya. Terlebih lagi masjid nya belum kelihatan, dikira salah jalan juga. Untungnya aku melihat ada menara masjid, jadilah kami jalan ke arah menara tersebut. Dan yeah sampai juga di depan masjidnya, eng ing eng buat ke masjidnya ternyata nanjak lagi haha, Subhanallah deh ya.
Syok dengan makanan 16500 won per orang
Anguk (line 6) exit 3, jalan lurus terus sampai ada perempatan pertama, kemudian belok kanan, lalu belok kiri di belokan kedua, dari sini jalanan amat sangat nanjak, bersabarlah sambil ngobrol-ngobrol hehe, kemudian mentok belok kanan, lalu belok kiri, dan belok kiri lagi deh, masjidnya ada di pojokan kiri yeay! Bingung? Silakan gmap-an hehe, aman lancar jaya kalau pakai gmap, trust me!
Sesampainya di masjid Itaewon, bingung juga dimana tempat sholatnya dan wudhunya, akhirnya aku bertanya pada petugas di sana. Ternyata tempat sholat perempuan ada di pojokan dan mesti naik tangga sampai entah lantai berapa haha. Sementara tempat wudhu nya ada di tempat terpisah yang cukup jauh. Kami pun bertukar sandal terlebih dahulu lalu mencari tempat wudhu nya. Airnya super dingin banget! Tahan-tahan demi wudhu hehe, lalu lanjut ke tempat sholat nya, kami mesti naik tangga yang entah berapa lantai, mengikuti alurnya saja hingga tiba di tempat sholat perempuan, dan ternyata cukup ramai, Alhamdulillah. Subhanallah, kami datang di saat waktu Ashar tiba, dan kami menyempatkan sholat berjamaah di masjid Itaewon. Pengalaman yang nggak bisa digantikan dengan apapun, sholat berjamaah di negeri orang, dan ini Seoul dimana jarang banget penduduk beragama Islam.
Selesai sholat berjamaah, kami melanjutkan perjalanan menuju Namsan Seoul Tower. Kami kembali ke arah stasiun Itaewon (line 6) namun menuju exit 4, dimana exit 3 dan 4 adalah bersebrangan namun masih satu sisi (untuk lebih pahamnya, pelajarilah exit tiap metro tujuan). Dari exit 4 tersebut berjalan saja lurus, nanti akan terlihat tempat pemberhentian bus. Kami akan naik bus nomor 03 tujuan Namsan Seoul Tower. Jika bisa membaca tulisah Hangeul, akan sangat membantu untuk membaca arah dan shuttle pemberhentian bus.
Tempat pemberhentian bus di stasiun metro Itaewon exit 4
Selca dalam bus 03
Mengenai jalur bus dari dan ke Namsan Seoul Tower, silakan lihat di sini.
Masuk ke bus, langsung tap T-Money nya, 1100 won per orang. Di dalam bus akan ada pemberitahuan shuttle selanjutnya, dan jika ingin berhenti silakan pencet tombol yang biasanya ada di setiap 2 bangku. Karena kalau nggak dipencet, supir bus akan lanjut terus tanpa berhenti hehe. Ternyata semua penumpang bus itu akan turun dan berakhir di Namsan Seoul Tower, jadi ya tenang saja nggak akan kesasar. Setiap mau keluar bus, tentu saja T-Money harus di-tap juga.
Yeay sampai di Namsan Seoul Tower! Excited banget rasanya bakal melihat secara langsung! Well, memang nggak semudah itu, dari turun bus, ternyata masih nanjak saudara-saudara! Hari ini temanya naik-naik ke puncak gunung banget deh. Tapi semua dilalui dengan ikhlas demi melihat Love Lock N Seoul Tower yang terkenal itu!
Pemandangan N Seoul Tower dengan pohon khas musim dingin
Love Lock in N Seoul Tower
Love Lock in N Seoul Tower
Well said that N Seoul Tower is so beautifully romantic! Aaaakk langsung galau deh, dimana-mana pasangan gitu, wish you were here with me, Mas Azwar. Someday yaa mas.
Sampai di Love Lock, aku langsung melancarkan tugas negara haha, yaitu memasangkan 3 gembok milikku dan Mas Azwar, ratih dan doi, mamah dan papah. Selain itu ditambah dengan wishlist kami ber-5, aku - Ratih - mamah - papah - Mas Azwar. Alhamdulillah bisa ikut meletakkan Love Lock di Namsan Seoul Tower. Kenyataan juga setelah selalu melihatnya dari lagu maupun drama Korea. Love this so much!
Kami nggak masuk untuk naik ke atas, selain mahal, kami memang tidak tertarik untuk menaiki suatu tower hehe. Just like to see the whole tower! Tidak lupa kami membeli souvenir dari N Seoul Tower. Harganya? Ini mah bikin bangkrut! Mahalnya super deh kalau dikurs ke rupiah hehe, kami beli gantungan kunci dan miniatur N Seoul Tower (25000 won). Oiya siapkan tempat belanjaan sendiri ya, karena nggak dikasih plastik.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Mouse Rabbit Coffee punya Yesung SJ! Dari N Seoul Tower, kami naik bus 02 menuju stasiun metro Chungmuro (line 3 atau 4) exit 2. Kemudian menuju stasiun metro Konkuk (line 2) exit 2. Mengenai detail lengkapnya, menyusul ya hehe.
Daaann sampailah kami di Mouse Rabbit Coffee, sepi euy, itu tandanya nggak ada Yesung maupun adeknya, Jongjin. Harganya ya standar kafe gitu, habis sekitar 10000 won berdua, itu cuma 1 minuman dan 1 kue. Selesai makan, kami harus meletakkan piring dan gelas bekas pakai di tempat yang telah disediakan.
di dalam Mouse Rabbit
Jam pun sudah menunjukkan pukul 20.30, kami pun memutuskan mengakhiri petualangan hari pertama. Dari stasiun metro Konkuk (line 2), kami menuju ke stasiun metro Jonggak (line 1) exit 2, menuju tempat peristirahatan kami di Seoul Hostel Center.
Itinerary hari ke - 1 :
1. Gwanghwamun Square
2. Admiral Yi Shin
3. King Sejong
4. Insadong
5. Masjid Pusat Seoul di Itaewon
6. Namsan Seoul Tower
7. Mouse Rabbit Coffee
Selasa, 15 Maret 2016
Exploring Malaysia in 6 hours
Yeay, hari yang ditunggu pun tiba, 3 Maret 2016. Hari dimana aku dan mamah akan memulai petualangan 12 hari liburan yuhuuuuu excited banget. Kami membawa 2 koper besar (kalau nggak salah ukuran 24 atau 25 gitu) ditambah 1 koper kecil yang bisa masuk kabin, serta 1 ransel berisikan kamera DSLR. Yak nggak usah dijelaskan satu per satu isinya apa saja, ya standar orang bepergian, bawa baju dan celana secukupnya beserta jaket tebal karena konon katanya bulan Maret ini Korea Selatan masih dingin brr brr, kemudian ditambah makanan cemilan serta aqua botol 1,5 liter 1 biji, beserta alat mandi, gunting, dan berkas-berkas kopian KK, pasport, tiket-tiket, dan yang nggak kalah penting adalah titipan untuk Lastin, temanku di Busan. Kami memesan bagasi 25kg, otomatis harus berjuang mencukupkan segala jenis barang-barang ini agar masuk sebagai bagian 25kg bagasi serta 7kg di kabin. Sipirili, akhirnya muat juga dengan kuota seperti itu haha. 2 koper besar di bagasi, 1 koper kecil serta ransel di kabin. Ayo berangkat, mom!
Kami berangkat jam 5 bersama papah berangkat ke kantor. Kami didrop di damri Bogor, dan langsung menjadi penumpang terakhir yang diangkut karena sudah full. Setibanya di bandara Soekarno-Hatta terminal 3 jam 7.30, kami bisa langsung check-in karena pesawat kami pukul 10.10 WIB dan dikatakan bahwa bagasi kami akan langsung ke tujuan akhir yaitu Incheon serta kami diberitahu untuk langsung saja setibanya di KLIA2, tidak perlu check in lagi. Yeay, nggak usah pikir pusing deh dengan titipan barang segede alaihum gambreng ini haha. Setelah semua urusan check-in selesai, kami tinggal duduk manis menunggu pesawat deh. Sembari menunggu pesawat, mulut pun gatel pengen ngunyah haha, akhirnya beli roti boy deh, nyaaamm nyaaamm.
Setelah penantian, akhirnya tibalah saat pesawat AK 389 (CGK-KL) boarding. Air A**a itu termasuk pesawat top yang ontime lah. Sayangnya kami duduk terpisah depan belakang gitu, tapi it's ok no problem everything gonna be alright haha. 2 jam perjalanan pun tak terasa, akhirnya mendarat dengan selamat di KLIA 2. yeay, welcome to Malaysia!
Kami pun berencana untuk mengelilingi KL selama waktu transit. Namun sempat dikatakan oleh petugas bandara cgk bahwa kami tidak boleh keluar imigrasi, tapi dari blog orang-orang banyak yang keliling Malaysia ketika transit. Akhirnya aku bertanya ke tempat transit, kata petugasnya "Silakan saja kalau dibolehkan imigrasi." Kemudian kami nekat untuk keluar dan berkeliling Malaysia. Sepat diomelin petugasnya, kenapa nggak ambil flight yang berdekatan, ya diiyain aja lah daripada bawel haha. Well fyi, nggak usah ngomong-ngomong kalau kita transit, pede aja keluar seolah-olah kita memang mau jalan-jalan di Malaysia. Persoalan imigrasi pun selesai dengan banyak lika-liku. Setelah itu, kami putuskan untuk makan di foodcourt bandara, yang harganya standar kira-kira RM 10 per porsi. Ketika kami jalan keluar foodcourt, kami disamperin oleh petugas kebersihannya dan dia memberikan kami kunci-kunci yang ternyata ketinggalan di meja makan, uwooooo kaget banget, itu kunci gembok koper kami. Alhamdulillah masih ada orang baik di Malaysia
Mengenai penukaran ringgit memang sudah kamu rencanakan ketika di Bogor, kami berencana jalan-jalan di Malaysia sehingga kami membutuhkan RM 350 untuk 2 orang selama 6 jam.
Kemudian dilanjutkan dengan sholat di mushola bandara. Setelah sholat, kami melanjutkan perjalanan dengan bis dari bandara menuju KL sentral seharga RM 11 per orang. Perjalanan membutuhkan 1 jam, melalui jalan tol yang gersang haha. Aku pun tertidur nyenyak sementara mamah memperhatikan jalanan KL. Sesampainya di KL sentral, kami langsung menuju ke tempat penitipan loker, di belakang tempat informasi, letaknya di ujung pojokan gedung gitu. Di situ harus menukar uang dengan token, dan Alhamdulillah kami dibantu oleh petugas KL sentral dalam mengunci koper kecil kami seharga RM 5. Ingatlah nomer lokernya ya, karena di kuncinya nggak ada nomernya dan jangan sampai hilang kuncinya!
Selesai meninggalkan koper, kami langsung menuju tujuan utama kami, yaitu KLCC. Kami membeli tiket satuan, tergantung tujuan kami serta jenis kereta yang akan dipakai. Dari KL sentral ke KLCC dengan LRT Kelana Jaya Line turun di stasiun KLCC, seharga RM 1,6 per orang. Dari situ, tinggal mengkuti arah keluar menuju KLCC. well, jujur agak bingung sih karena kami tiba-tiba ada di mall gitu, bingung gimana keluarnya. Karena sebenernya ini mall adalah gedung KLCC nya haha. Kalau nggak mau susah sih langsung nanya aja, tapi kami jalan-jalan aja akhirnya nemu jalan keluarnya. Dan eng ing eng, terlihatlah menara kembar nya di belakang kami. Kami pun bernarsis ria, dengan berbagai pose. Banyak banget orang jualan tongsis di situ haha, maaf bang kami bawa dari Bogor.
Setelah puas berfoto dan memandangi KLCC, kami pun melanjutkan perjalanan ke KL Tower dengan taksi dengan biaya RM 15. Sebenernya sih bisa pakai LRT, turun di stasiun Dang Wangi lalu jalan menuju stasiun Bukit Nanas untuk menuju KL Tower yang menanjak. Nah karena aku pergi bersama mamah, akhirnya aku memutuskan untuk naik taksi langsung ke depan KL Tower. Sesampainya di KL Tower, kami memutuskan untuk membeli oleh-oleh saja, karena untuk naiknya mahal dan menurut kami sih biasa aja kota KL hehe. Kemudian kami pun turun ke bawah dengan angkutan umum khusus buat pp KL Tower-gerbang bawah yang diberikan free untuk pengunjung. Sesampainya di shelter bis bawah, aku pun kaget setengah mati karena tongsis ku hilang!!! Huwaaa baru mau memulai perjalanan liburan tapi tongsis hilang, mati gaya deh ini! Akirnya kami kembali ke toko oleh-oleh dengan menggunakan angkot free ini, siapa tau ada di toko. Ternyata nggak ada, akhirnya kami pasrah mengikhlaskan kehilangan tongsis. Sebelum turun ke bawah, kami pun berpose di depan tulisan KL Tower. Di balik pose senyum, aku berpikir keras dimana bisa membeli tongsis di KL, hadeh ada-ada aja deh. Sempat berpikir untuk kembali ke KLCC, tapi males juga ke sana lagi. Akhirnya kami memutuskan lanjut ke Bukit Bintang karena di sana ada banyak toko-toko jadi pasti ada tongsis yang dijual di sana. Dari stasiun Bukit Nanas naik monorail turun di stasiun Bukit Bintang, sekitar RM 1 per orang. Yeay Bukit Bintang yang terkenal itu didatangi juga! Kami pun langsung mencari tongsis hahahaha, Alhamdulillah ketemu juga tongsis dengan harga RM 20, langsung cus beli deh. Setelah menemukan tongsis, kami pun memutuskan segera balik ke KL sentral, karena waktu sudah menunjukkan pukup 18.30. Dari stasiun Bukit Bintang naik monorail ke stasiun KL sentral sekitar RM 1 per orang.
Di KL sentral kami segera mengambil koper yang dititipkan di loker, kemudian langsung menuju bis sejenis damri yang tadi kami gunakan pas berangkat, bis pun berangkat jam 19.40. Sesampainya kami di KLIA 2, kami sholat dahulu kemuadian kami pun makan karena masih jam 21.00 sementara pesawat D7 506 berangkat pukul 01.00, jadi belum diketahui gate berapanya. Sekitar 1 jam kami ngobrol sembari makan, kemudian melihat papan pengumuman yang sudah memberitahukan gate keberangkatan kami ke Incheon. Setelah kenyang, kami pun langsung menuju imigrasi untuk pergi ke gate kami. Imigrasi pun berjalan dengan lancar tanpa pertanyaan ini itu. Kemudian di pemeriksaan barang juga lolos air minum yang hanya 1/3 haha. Sampailah kami di gate keberangkatan, dan masih sepi banget haha.Tapi berhubung kami sudah capek dan ingin segera istirahat di pesawat, jadilah kami duduk sambil melihat sekeliling sambil sesekali mengobrol singkat hehe.
Akhirnya jam 12 datang juga. Kami disiapkan untuk masuk ke pesawat D7 506. Rasanya campur aduk, akhirnya akan ke Korea Selatan! My dream comes true! Yeay, can't wait to tell the next stories there! Good night, KL!
Kami berangkat jam 5 bersama papah berangkat ke kantor. Kami didrop di damri Bogor, dan langsung menjadi penumpang terakhir yang diangkut karena sudah full. Setibanya di bandara Soekarno-Hatta terminal 3 jam 7.30, kami bisa langsung check-in karena pesawat kami pukul 10.10 WIB dan dikatakan bahwa bagasi kami akan langsung ke tujuan akhir yaitu Incheon serta kami diberitahu untuk langsung saja setibanya di KLIA2, tidak perlu check in lagi. Yeay, nggak usah pikir pusing deh dengan titipan barang segede alaihum gambreng ini haha. Setelah semua urusan check-in selesai, kami tinggal duduk manis menunggu pesawat deh. Sembari menunggu pesawat, mulut pun gatel pengen ngunyah haha, akhirnya beli roti boy deh, nyaaamm nyaaamm.
Setelah penantian, akhirnya tibalah saat pesawat AK 389 (CGK-KL) boarding. Air A**a itu termasuk pesawat top yang ontime lah. Sayangnya kami duduk terpisah depan belakang gitu, tapi it's ok no problem everything gonna be alright haha. 2 jam perjalanan pun tak terasa, akhirnya mendarat dengan selamat di KLIA 2. yeay, welcome to Malaysia!
Kami pun berencana untuk mengelilingi KL selama waktu transit. Namun sempat dikatakan oleh petugas bandara cgk bahwa kami tidak boleh keluar imigrasi, tapi dari blog orang-orang banyak yang keliling Malaysia ketika transit. Akhirnya aku bertanya ke tempat transit, kata petugasnya "Silakan saja kalau dibolehkan imigrasi." Kemudian kami nekat untuk keluar dan berkeliling Malaysia. Sepat diomelin petugasnya, kenapa nggak ambil flight yang berdekatan, ya diiyain aja lah daripada bawel haha. Well fyi, nggak usah ngomong-ngomong kalau kita transit, pede aja keluar seolah-olah kita memang mau jalan-jalan di Malaysia. Persoalan imigrasi pun selesai dengan banyak lika-liku. Setelah itu, kami putuskan untuk makan di foodcourt bandara, yang harganya standar kira-kira RM 10 per porsi. Ketika kami jalan keluar foodcourt, kami disamperin oleh petugas kebersihannya dan dia memberikan kami kunci-kunci yang ternyata ketinggalan di meja makan, uwooooo kaget banget, itu kunci gembok koper kami. Alhamdulillah masih ada orang baik di Malaysia
Mengenai penukaran ringgit memang sudah kamu rencanakan ketika di Bogor, kami berencana jalan-jalan di Malaysia sehingga kami membutuhkan RM 350 untuk 2 orang selama 6 jam.
Kemudian dilanjutkan dengan sholat di mushola bandara. Setelah sholat, kami melanjutkan perjalanan dengan bis dari bandara menuju KL sentral seharga RM 11 per orang. Perjalanan membutuhkan 1 jam, melalui jalan tol yang gersang haha. Aku pun tertidur nyenyak sementara mamah memperhatikan jalanan KL. Sesampainya di KL sentral, kami langsung menuju ke tempat penitipan loker, di belakang tempat informasi, letaknya di ujung pojokan gedung gitu. Di situ harus menukar uang dengan token, dan Alhamdulillah kami dibantu oleh petugas KL sentral dalam mengunci koper kecil kami seharga RM 5. Ingatlah nomer lokernya ya, karena di kuncinya nggak ada nomernya dan jangan sampai hilang kuncinya!
Selesai meninggalkan koper, kami langsung menuju tujuan utama kami, yaitu KLCC. Kami membeli tiket satuan, tergantung tujuan kami serta jenis kereta yang akan dipakai. Dari KL sentral ke KLCC dengan LRT Kelana Jaya Line turun di stasiun KLCC, seharga RM 1,6 per orang. Dari situ, tinggal mengkuti arah keluar menuju KLCC. well, jujur agak bingung sih karena kami tiba-tiba ada di mall gitu, bingung gimana keluarnya. Karena sebenernya ini mall adalah gedung KLCC nya haha. Kalau nggak mau susah sih langsung nanya aja, tapi kami jalan-jalan aja akhirnya nemu jalan keluarnya. Dan eng ing eng, terlihatlah menara kembar nya di belakang kami. Kami pun bernarsis ria, dengan berbagai pose. Banyak banget orang jualan tongsis di situ haha, maaf bang kami bawa dari Bogor.
Setelah puas berfoto dan memandangi KLCC, kami pun melanjutkan perjalanan ke KL Tower dengan taksi dengan biaya RM 15. Sebenernya sih bisa pakai LRT, turun di stasiun Dang Wangi lalu jalan menuju stasiun Bukit Nanas untuk menuju KL Tower yang menanjak. Nah karena aku pergi bersama mamah, akhirnya aku memutuskan untuk naik taksi langsung ke depan KL Tower. Sesampainya di KL Tower, kami memutuskan untuk membeli oleh-oleh saja, karena untuk naiknya mahal dan menurut kami sih biasa aja kota KL hehe. Kemudian kami pun turun ke bawah dengan angkutan umum khusus buat pp KL Tower-gerbang bawah yang diberikan free untuk pengunjung. Sesampainya di shelter bis bawah, aku pun kaget setengah mati karena tongsis ku hilang!!! Huwaaa baru mau memulai perjalanan liburan tapi tongsis hilang, mati gaya deh ini! Akirnya kami kembali ke toko oleh-oleh dengan menggunakan angkot free ini, siapa tau ada di toko. Ternyata nggak ada, akhirnya kami pasrah mengikhlaskan kehilangan tongsis. Sebelum turun ke bawah, kami pun berpose di depan tulisan KL Tower. Di balik pose senyum, aku berpikir keras dimana bisa membeli tongsis di KL, hadeh ada-ada aja deh. Sempat berpikir untuk kembali ke KLCC, tapi males juga ke sana lagi. Akhirnya kami memutuskan lanjut ke Bukit Bintang karena di sana ada banyak toko-toko jadi pasti ada tongsis yang dijual di sana. Dari stasiun Bukit Nanas naik monorail turun di stasiun Bukit Bintang, sekitar RM 1 per orang. Yeay Bukit Bintang yang terkenal itu didatangi juga! Kami pun langsung mencari tongsis hahahaha, Alhamdulillah ketemu juga tongsis dengan harga RM 20, langsung cus beli deh. Setelah menemukan tongsis, kami pun memutuskan segera balik ke KL sentral, karena waktu sudah menunjukkan pukup 18.30. Dari stasiun Bukit Bintang naik monorail ke stasiun KL sentral sekitar RM 1 per orang.
Di KL sentral kami segera mengambil koper yang dititipkan di loker, kemudian langsung menuju bis sejenis damri yang tadi kami gunakan pas berangkat, bis pun berangkat jam 19.40. Sesampainya kami di KLIA 2, kami sholat dahulu kemuadian kami pun makan karena masih jam 21.00 sementara pesawat D7 506 berangkat pukul 01.00, jadi belum diketahui gate berapanya. Sekitar 1 jam kami ngobrol sembari makan, kemudian melihat papan pengumuman yang sudah memberitahukan gate keberangkatan kami ke Incheon. Setelah kenyang, kami pun langsung menuju imigrasi untuk pergi ke gate kami. Imigrasi pun berjalan dengan lancar tanpa pertanyaan ini itu. Kemudian di pemeriksaan barang juga lolos air minum yang hanya 1/3 haha. Sampailah kami di gate keberangkatan, dan masih sepi banget haha.Tapi berhubung kami sudah capek dan ingin segera istirahat di pesawat, jadilah kami duduk sambil melihat sekeliling sambil sesekali mengobrol singkat hehe.
Akhirnya jam 12 datang juga. Kami disiapkan untuk masuk ke pesawat D7 506. Rasanya campur aduk, akhirnya akan ke Korea Selatan! My dream comes true! Yeay, can't wait to tell the next stories there! Good night, KL!
Sabtu, 09 Januari 2016
and The Journey Begins
too excited to start the whole story.
berhubung ini perdana banget, jadilah pakai kata-kata dan kalimat yang santai yaaa hehe.
Dimulai sejak bulan september, dimana ada promo besar-besaran dari maskapai A*r A**a, baik penerbangan domestik maupun internasional. Sering banget dapet info terbaru bahwa ada promo menarik dan harga yang menggiurkan untuk destinasi tertentu. Bolak-balik selalu buka website A*r A**a untuk memantau harga ke salah satu destinasi impianku sejak 2012, yaitu Seoul, Korea Selatan. Memang harga yang ditawarkan masih berkisar sekitar 3,5 juta, tanpa bagasi. Namun, itu sudah membuat niatku bulat untuk pergi ke Seoul dengan waktu yang tepat yaitu setelah selesai program dokter internship dari kemenkes. Akhirnya setelah pro dan kontra, karena kegalauan akan berangkat sama siapa, jadi atau nggak, nginep dimana, gimana visa, itinerary di sana seperti apa, mau kemana saja, berapa hari, dan tentu saja budget, aku pun memutuskan untuk memilih waktu 3-14 Maret 2016 untuk berlibur total di Korea Selatan, dengan mengunjungi 3 kota, yaitu Seoul, Jeju, dan Busan. Yang lebih serunya lagi, kali ini aku nggak sendirian, tapi ditemani oleh mamah ku.
Kenapa sih Korea Selatan? Well, aku adalah penggemar drama korea sejak 2008 dan tentu saja fans setia Super Junior sejak 2010. Dengan berbagai macam pemandangan serta tempat-tempat menarik yang menjadi spot syuting para artis di drama korea, aku jadi tertarik untuk mengunjungi dan menjelajah Korea Selatan. Kalau sudah di Korea Selatan, kenapa nggak sekalian ke Jeju dan Busan? Memang kalau dipikir-pikir pasti budget bakalan membengkak, tapi lebih sayang lagi kalau nggak menghampiri kota lain selain Seoul. Sementara di Busan, aku memiliki seorang teman SMA. Jadilah aku meluangkan waktu 11 hari untuk 3 kota. Kalau mamah sih ngikut kemana pun aku pergi, hehe.
Tiket PP A*r A**a pun sudah terbeli pada bulan Oktober 2015 untuk keberangkatan Maret 2016. Wajib banget beli 6 bulan sebelumnya demi tiket yang lebih murah 2 juta, padahal visa pun belum tentu diterima. Walaupun ketika membaca blog dan cerita orang lain, banyak juga yang pengajuan visa nya ditolak. Tapi saat itu aku berkeyakinan bahwa visa ku dan mamah pasti akan diterima, berbekal 2 visa Schengen yang kumiliki sebelumnya pada tahun 2011 dan 2012.
Semenjak Oktober aku dan mamah sudah mulai mempersiapkan syarat-syarat pengajuan visa Korea Selatan untuk kunjungan wisata.
Persyaratan Dokumen :
1. Paspor asli dan fotokopi paspor (halaman identitas beserta visa/cap negara-negara yang telah dikunjungi)
2. Formulir aplikasi visa (dengan satu lembar foto yang ditempel pada kolom foto)
3. Kartu keluarga atau dokumen yang dapat membuktikan hubungan kekeluargaan
4. Surat keterangan kerja dan fotokopi SIUP tempat bekerja - Jika tidak bekerja tidak perlu menyertakan
5. Surat keterangan mahasiswa/pelajar, bagi yang masih bersekolah
6. Fotokopi bukti keuangan, pilih salah satu :
a. Surat Pajak Tahunan (SPT PPH-21) yang dilekuarkan oleh Dirjen Pajak RI
b. Surat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI
c. Rekening koran tabungan 3 bulan terakhir dan surat referensi bank
d. Surat keterangan keanggotaan golf
e. Surat keterangan keanggotaan hotel bintang 5
f. Surat keterangan pemegang program jamsostek
g. Slip gaji atau bukti tunjangan pensiun
** Jika berstatus mahasiswa harus melampirkan surat kterangan mahasiswa dan bukti keuangan orang tua
** Ibu rumah tangga yang masih belum memiliki pekerjaan/penghasilan harus melampirkan bukti keuangan suami atau keluarga
** Bagi pengusaha yang ingin mengajak serta asisten rumah tangga, harus melampirkan surat sponsor dari Employernya (suratketerangan kerja, kartu keluarga, bukti keuangan tidak perlu dilampirkan)
** Dokumen yang telah dilampirkan jika dianggap masih belum lengkap oleh Consul maka pihak Kedubes Korea berhak untuk meminta tambahan dokumen.
Pengajuan aplikasi visa : 09.00-11.30
Pengambilan visa : 13.30-16.30
Lama proses pembuatan visa : ± 4 hari kerja
Biaya Pembuatan Visa
Single visa (<90 hari) : Rp 560.000,00
Single visa (>90 hari) : Rp 840.000,00
Multiple visa (berlaku untuk 5 tahun) : Rp 1.260.000,00
Double visa (2 kali masuk dan berlaku untuk 6 bulan) : Rp 980.000,00
Biaya visa tidak dapat dikembalikan apabila dibatalkan proses pengajuannya atau visa ditolak oleh pihak Kedubes Korea
Yak, itu beberapa informasi terkait visa Korea Selatan sesuai di website Kedubes Korea Selatan. Aku pun mulai mempersiapkan berkas-berkas. Nggak hanya punyaku, tapi juga punya mamah. Repot tapi menyenangkan, trust me!
1. Paspor asli dan fotokopi paspor (halaman identitas beserta visa/cap negara-negara yang telah dikunjungi)
Ini ya tinggal disiapkan saja paspor serta fotokopi nya. Mengenai apakah harus pergi kemana-mana dulu untuk mendapat visa, aku juga tidak bisa memberi jawaban pasti, karena hanya pihak Kedubes Korea yang bisa menentukan dan memberikan izin. Yang jelas kalau pernah atau bepergian sama orang (dalam satu keluarga) yang pernah mendapatkan visa negara lain, mungkin akan lebih menenangkan hati, jiwa dan raga.
2. Formulir aplikasi visa (dengan satu lembar foto yang ditempel pada kolom foto)
Silakan didownload dan diisi sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing hehe. Mungkin beberapa yang membuat bingung, untuk tempat tinggal di sana, lebih baik diisi saja dimana pun hostel/hotel nya, bisa booking dulu di booking.com , cari saja hotel/hostel yang tidak perlu bayar DP dan dapat dibatalkan sewaktu-waktu sebelum jatuh tempo. Kemudian untuk bagian funding details, aku mencantumkan namaku serta nama papah ku sebagai penjamin selama aku dan mamah ada di Korea Selatan. Mengenai estimated travel costs, kalau buatku sih biar aman, sehari di budget 1 juta, silakan dikali dengan berapa hari di sana ditambah dengan harga tiket PP masing-masing.
3. Kartu keluarga atau dokumen yang dapat membuktikan hubungan kekeluargaan
Aku melampirkan KK dan KTP.
4. Surat keterangan kerja dan fotokopi SIUP tempat bekerja - Jika tidak bekerja tidak perlu menyertakan
Nah yang ini agak repot buatku, karena statusku adalah dokter internship. Sempat bingung gimana mintanya surat keterangan kerja, akhirnya berbekal nekat aku meminta izin pembimbingku dan diberi pengarahan harus kemana dst nya, dan alhamdulillah selesai dalam 2 jam, sukses mendapatkan surat keterangan kerja dari RSUD Cileungsi. Oya, surat nya pakai Bahasa Inggris ya, serta dibubuhi cap perusahaan.
Sebagai tambahan, aku sertakan surat tugas internship di RS tersebut serta STR internship.
5. Surat keterangan mahasiswa/pelajar, bagi yang masih bersekolah
Seandainya masih sekolah, berasa masih muda saja haha.
6. Fotokopi bukti keuangan, pilih salah satu :
Rekening koran tabungan 3 bulan terakhir dan surat referensi bank
Aku pergi ke 2 bank, karena aku punya 2 tabungan, yang satu khusus untuk gaji, yang satu memang tabungan sejak SMA. Gampang saja, tinggal ke CS bank tersebut, terus bilang deh, mau minta rekening koran 3 bulan terakhir dan surat referensi bank untuk syarat visa Korea Selatan (dengan Bahasa Inggris). Pengalaman membuat di 2 bank berbeda :
BRI : Rp 165.000,00 selama 3 hari (Rekening koran : Rp 5.000 per lembar besar)
Mandiri : Rp 50.000, bisa langsung jadi. Pas aku bikin, atasannya sedang pergi jadi ya terpaksa baru bisa diambil keesokan harinya. (Rekening koran : Rp 2.500 per lembar A4)
Sebagai tambahan karena mamah ku tidak bekerja, maka dilampirkan beberapa dokumen tambahan :
1. fotokopi buku nikah
2. surat keterangan dari papah yang menyatakan bahwa diizinkan pergi, mengenai jaminan, serta akan kembali ke Indonesia (ttd bermaterai)
3. Slip gaji papah
4. Fotokopi buku tabungan papah 3 bulan terakhir
5. Fotokopi KTP papah
Dari informasi yang aku dapat, pengajuan visa dapat dilakukan paling cepat 2 bulan sebelum kebrangkatan, yaitu Januari. Akhirnya semua berkas harus diselesaikan pada akhir Desember, karena tanggal 4 Januari aku mesti mengajukan ke Kedubes Korea Selatan. Berkas pun sudah siap dibawa keesokan harinya. Hatiku masih dag-dig-dug-der daia *iklan dikit*. Antara optimis tapi juga takut nggak di approve. Apalagi mamah dapat informasi temennya tetanggaku visanya ditolak! Bismillah deh yaaa semoga lancar dan diterima. Aamiin.
4 Januari pun tiba, aku dan mamah pergi ke Kedubes Korea yang beralamat di Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 57, Jakarta. Eng ing eng, dengan berlandaskan google dan informasi menuju ke sana, akhirnya kami memutuskan naik APTB Bubulak-Blok M atau APTB Bubulak-Grogol, dan turun di Halte Busway Tegalparang, dengan harga Rp 16.000,00. Setelah turun di halte, kami harus menyebrang ke arah yang berlawanan dengan arah datangnya bus. Kemudian berjalan kaki menyusuri gedung-gedung di Gatot Subroto, sekitar 5 gedung baru sampai di Kedubes Korea Selatan. Gedung untuk visa ada di paling belakang. Kami sampai sekitar 9.10, dan 5 menit kemudian dipanggil untuk memberikan berkas-berkas kami. Setelah diperiksa oleh petugas, kami pun diberi surat tanda terima dari Kedubes untuk mengambil paspor kami. Kami diberikan instruksi untuk tata cara pengambilan paspor, kami diharapkan untuk telepon terlebih dahulu jam 10.00 sebelum ke Kedubes untuk memastikan bahwa visa kami sudah jadi atau belum, kemudian dapat diambil dari jam 14.00. Berdasar informasi yang aku dapatkan, pengajuan visa dapat dilakukan 3 bulan sebelum tanggal keberangkatan.
Sebagai contoh, aku berangkat tanggal 3 Maret, aku bisa mengajukan mulai 3 Desember. Visa dijadwalkan akan issued sekitar 2-4 hari kerja, sehingga akan keluar tanggal 7 Desember. Aku punya kesempatan untuk masuk Korea Selatan sejak tanggal issued hingga 3 bulan ke depan, yaitu 7 Desember 2015 hingga 7 Maret 2016, dengan masa tinggal maksimal 90 hari.
Well, cepat juga proses penyerahan berkas. Tanpa ditanya ini-itu dll dkk nya, langsung diterima dan dikatakan perkiraan visa keluar tanggal 8 Januari 2016. Hmm, dalam hati optimis banget visa bakal diterima, karena semua lancar dan tanpa diminta tambahan dokumen atau ditanya ini-itu. Dan mamah sempet curi-curi dengar dari para pengaju visa bahwa ada yang disuruh pulang lagi karena ada yang belum lengkap, surat apanya tidak pakai Bahasa Inggris, dll. Yaaaa kehebohan visa gitu lah hehe.
Daaaannn post jaga malam, aku langsung telepon Kedubes Korea Selatan jam 10.10. Setelah menunggu untuk dijawab karena sempat diputar-putar, akhirnyaaaaaaa..
ALHAMDULILLAH, VISA KOREA SELATAN AKU DAN MAMAH DITERIMA!!!
yeeaaayyyy, jadi juga jalan-jalan liburan berdua sama mamah di Korea Selatan!
Nggak sabar banget buat segera membuat itinerary dan tentu saja cara ke sananya biar nggak nyasar hehe. Loh berangkat sendiri tanpa travel atau jasa tour guide? Definitely yes, aku lebih suka meng-arrange tempat dan waktu sendiri jadi sesuai dengan apa yang ingin aku lihat dan datangi, kalau capek ya istirahat, makan seadanya saja, bisa diatur sesuai uang dan tenaga hehe. Berbekal pengalaman ke Eropa, Eropa saja berhasil ku taklukkan seorang diri, kini saatnya Korea Selatan ku jelajahi bersama mamah!
Here we go, mom!
Langganan:
Postingan (Atom)